JAKARTA, KOMPASTV - Para pemimpin Asia Tenggara di KTT ASEAN sepakat memutuskan Myanmar dicabut haknya menjadi pemimpin bergilir ASEAN sesuai jadwal pada tahun 2026, demikian kata diplomat-diplomat Asia dan seorang pemimpin hari Selasa (5/9/2023).
Keputusan ini merupakan pukulan terbaru bagi upaya para jenderal yang berkuasa di Myanmar untuk mendapatkan pengakuan internasional setelah merebut kekuasaan secara paksa pada tahun 2021.
Filipina setuju mengambil alih kursi ketua blok regional tersebut tahun 2026, kata Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dalam pernyataannya seusai pertemuan tertutup di KTT ASEAN yang diadakan oleh Indonesia, Selasa (5/9).
"Senang rasanya bagi saya untuk mengumumkan Filipina siap untuk mengemban tugas dan menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2026," kata Marcos kepada rekan-rekan pemimpin ASEAN-nya di Jakarta, demikian bunyi pernyataan itu.
Marcos tidak menjelaskan mengapa Myanmar kehilangan kehormatan memimpin ASEAN selama setahun. Tetapi, dua diplomat ASEAN mengatakan kepada The Associated Press, ini terkait dengan perang saudara di negara itu dan kekhawatiran bahwa hubungan ASEAN dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, antara lain, mungkin terganggu karena mereka tidak mengakui pemerintahan yang dipimpin oleh militer di Myanmar.
Para diplomat berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak diizinkan untuk membahas masalah sensitif ini secara publik.
Pemerintah Barat yang dipimpin oleh AS mengutuk penggulingan pemerintahan yang terpilih secara demokratis oleh militer Myanmar terhadap Aung San Suu Kyi tahun 2021 dan menuntut pembebasannya segera dari tahanan bersama dengan pejabat-pejabat lainnya.
Kelanjutan konflik saudara yang mematikan di Myanmar dan eskalasi konflik di Laut China Selatan yang sudah lama berlangsung menjadi agenda tinggi dalam pembicaraan blok beranggotakan 10 negara itu pada Selasa.
Baca Juga: Di KTT ASEAN, Jokowi Minta Semua Pihak untuk Tak Jadikan ASEAN Sebagai Arena Rivalitas!
Masalah-masalah sulit seperti persaingan AS - China di kawasan ini memicu perpecahan di dalam ASEAN, dan Presiden Indonesia Joko Widodo memperbarui seruannya untuk persatuan.
"Kita semua sadar akan besarnya tantangan dunia saat ini, di mana kunci utama untuk menghadapinya adalah persatuan dan eksistensi ASEAN," kata Jokowi kepada sejawatnya para pemimpin negara ASEAN.
Presiden Jokowi menyamakan kelompok regional ini dengan kapal besar yang membawa penduduk Asia Tenggara.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.