ATHENA, KOMPAS.TV - Tragedi migran terbesar di Yunani menimbulkan 79 orang tewas dan ratusan lainnya hilang.
Insiden tersebut terjadi setelah kapal nelayan yang mereka tumpangi tenggelam di sebelah selatan pantai Yunani.
Pihak otoritas mengungkapkan lebih dari 100 orang telah berhasil diselamatkan.
Dilansir dari BBC, Kamis (15/6/2023), Pemerintah Yunani mengatakan ini menjadi salah satu tragedi migran terbesar Yunani.
Baca Juga: Influencer Korea Selatan Tewas dan Jasadnya Dibuang di Kamboja, Pasangan China Ini Pelakunya
Mereka pun menyatakan memberlakukan tiga hari berkabung.
Kapal itu tenggelam sekitar 80km sebelah barat daya Pylos setelah penjaga pantai melaporkan kapal tersebut menolak bantuan yang ditawarkan.
Penjaga pantai mengatakan kapal itu terlihat di perairan internasional pada Selasa (13/6/2023) malam oleh sebuah pesawat milik badan perbatasan Uni Eropa Frontex.
Tak ada seorang pun di kapal yang mengenakan jaket pelampung.
Badan penyiaran publik Yunani, ERT mengatakan pihak berwenang telah melakukan kontak dengan kapal tersebut melalui telepon satelit pada beberapa kesempatan.
Tetapi mereka berulang kali mengatakan, hanya ingin pergi ke Italia.
Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 01.00 dini hari, seseorang di kapal melaporkan ke penjagai pantai Yunani bahwa mesin kapal mengalami malfungsi.
Tak lama setelahnya, kapal itu tenggelam dan hanya membutuhkan 10 hingga 15 menit tenggelam seluruhnya.
Operasi pencarian dan penyelamatan telah dilakukan, tetapi disulitkan dengan angin yang kencang.
Jalur pertolongan darurat untuk migran yang kesulitan di laut, Alarm Phone, mengatakan penjaga pantai telah mengetahui adanya kapal yang dalam kesulitan beberapa jam sebelum pertolongan dikirimkan.
Baca Juga: Malaysia Minta Bantuan Interpol Buru Komika yang Bercanda soal Tragedi MH370
Mereka menambahkan otoritas telah diinformasikan dari beberapa sumber bahwa kapal tengah mengalami masalah.
Alarm Phone mengungkapkan bahwa orang-orang mungkin takut akan bertemu dengan otoritas Yunani, karena mereka mengetahui praktik penolakan yang mengerikan dan sistematis di negara itu.
Kapal itu diperkirakan berlayar dari Libya ke Italia, dengan sebagian besar penumpang pria berusia 20 tahun-an.
Menurut laporan media setempat, mereka telah melakukan pejalanan selama berhari-hari.
Mereka menambahkan kapal tersebut didekati oleh kapal kargo, Malta pada selasa sore, yang memasok makanan dan air.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.