KIGALI, KOMPAS.TV — Hujan deras yang menyebabkan banjir menewaskan sedikitnya 129 orang di Rwanda.
“Korban tewas terus meningkat," kata Badan Penyiaran Rwanda, Rabu (3/5/2023).
“Ini bisa menjadi korban tewas akibat bencana tertinggi yang tercatat di negara itu dalam periode terpendek, menurut catatan yang tersedia dari beberapa tahun terakhir,” lapor surat kabar New Times.
Francois Habitegeko, Gubernur Provinsi barat Rwanda, mengatakan kepada wartawan bahwa pencarian lebih banyak korban sedang dilakukan menyusul hujan lebat pada Selasa (2/5) malam dan Rabu pagi.
Baca Juga: UNHCR Kritik Langkah Pemerintah Inggris yang Kirim Pendatang Ilegal ke Rwanda
Seperti dikutip dari Associated Press, hujan badai yang kuat dimulai minggu lalu, menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menyapu beberapa rumah di seluruh negeri dan membuat beberapa jalan tidak dapat diakses.
Badan Meteorologi Rwanda telah memperingatkan bahwa lebih banyak hujan akan terus datang dalam beberapa hari ke depan.
Sebelumnya, pemerintah telah meminta penduduk yang tinggal di lahan basah dan daerah berbahaya lainnya untuk pindah.
Provinsi barat dan utara dan ibukota Rwanda, Kigali, memiliki kontur tanah yang sangat berbukit. Kondisi ini membuat daerah tersebut rentan terhadap tanah longsor selama musim hujan.
Baca Juga: 30 Badak Putih Afrika Selatan Pindah ke Rwanda Naik Boeing 747
Kementerian Manajemen Darurat melaporkan bulan lalu bahwa dari Januari hingga 20 April, bencana terkait cuaca menewaskan 60 orang, menghancurkan lebih dari 1.205 rumah, dan merusak 2.000 hektar tanah di seluruh Rwanda.
Beberapa bagian Afrika Timur, termasuk barat daya Uganda, juga mengalami hujan lebat.
Sebelumnya tiga orang tenggelam dalam banjir minggu lalu setelah sebuah sungai meluap di tepiannya di distrik Rukungiri, yang merupakan wilayah Uganda yang terpencil.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.