JERUSALEM, KOMPAS.TV - Exit poll di Israel menunjukkan bahwa mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memenangkan cukup kursi untuk kembali berkuasa di Israel, Selasa (1/11/2022).
Jajak pendapat dari exit poll ini masih bersifat pendahuluan, dan hasil akhir masih dapat berubah seiring bertambahnya penghitungan suara.
Pemilu kali ini adalah pemilihan kelima dalam waktu kurang dari empat tahun di Israel, dan semuanya bergantung pada kemampuan Netanyahu untuk memerintah.
Jajak pendapat oleh tiga stasiun TV besar Israel menunjukkan bahwa Netanyahu dan sekutunya akan merebut mayoritas 61 kursi di parlemen yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan baru.
“Hasil exit poll bisa berubah, kami tidak tahu,” kata Netanyahu kepada para pendukungnya setelah hasil jajak pendapat keluar.
Baca Juga: Israel Gelar Pemilu Kelima dalam Kurun 3,5 Tahun, Kandidat Ekstrem Kanan Menguat, Palestina Terancam
Namun demikian, Netanyahu sempat mencuit tuduhan terjadinya kekerasan dan perusakan surat suara di TPS komunitas Arab. Namun demikian klaim Netanyahu tidak disertai bukti.
Komite Pemilihan Pusat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak mengetahui adanya insiden yang tidak biasa di TPS komunitas Arab dan menyebut tuduhan itu sebagai rumor tak berdasar.
Orang Arab membentuk sekitar 20 persen dari populasi Israel dan telah menjadi faktor kunci dalam menghalangi Netanyahu dalam pemilihan baru-baru ini. Namun kali ini suara mereka terbagi dalam tiga faksi yang berbeda, yang masing-masing berisiko jatuh di bawah ambang batas, yang berarti suara itu akan terbuang sia-sia.
Dua jam sebelum pemungutan suara ditutup, pejabat pemilihan mengatakan jumlah pemilih mencapai 66,3 persen, lima poin lebih tinggi dari jam yang sama pada pemilihan 2021 dan tertinggi sejak 1999.
Baca Juga: PM Palestina Minta Indonesia Ikut Dukung Upaya untuk Hentikan Pelanggaran Israel
Saingan utama Netanyahu adalah orang yang membantu menggulingkannya tahun lalu, yaitu Perdana Menteri sementara Yair Lapid, yang telah memperingatkan aliansi keagamaan nasionalis akan muncul jika Netanyahu kembali berkuasa.
“Pilih negara Israel, dan untuk masa depan anak-anak kita,” kata Lapid setelah memberikan suaranya di lingkungan kelas atas Tel Aviv, seperti dikutip dari The Associated Press.
Lawan Netanyahu terdiri dari konstelasi partai yang beragam secara ideologis, namun sama-sama dilumpuhkan dalam mengumpulkan 61 kursi yang dibutuhkan untuk memerintah.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.