Severity: Notice
Message: Undefined offset: 1
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 262
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 262
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KIEV, KOMPAS.TV - Ledakan yang merusak Jembatan Kerch, infrastruktur penghubung Semenanjung Krimea dengan daratan Rusia, Sabtu (9/10/2022) kemarin, masih menyisakan sejumlah misteri.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut kendati dugaan tentang pelaku mengarah ke Ukraina.
Jembatan Kerch sendiri merupakan infrastruktur penting bagi kiriman suplai Rusia untuk menyokong upaya invasi ke Ukraina. Rusaknya jembatan ini sekaligus melukai simbol kekuasaan Rusia di kawasan tersebut.
Di lain pihak, Ukraina telah berulang kali mengancam akan menyerang jembatan tersebut. Sejumlah kalangan di Kiev pun merayakan rusaknya jembatan itu sekaligus meledek Rusia.
Namun, Kiev secara resmi belum mengaku bertanggung jawab.
"Hari ini bukanlah hari buruk dan sebagian besar wilayah kami cerah. Sayangnya, Krimea berawan. Namun, di sana juga hangat," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyindir Rusia terkait serangan ke Jembatan Kerch.
Otoritas Rusia menyebut ledakan yang merusak dua lajur jembatan disebabkan oleh sebuah bom truk.
Namun, belum ada detail yang tersedia bagaimana bahan peledak itu bisa lolos. Padahal, Jembatan Kerch memiliki sistem keamanan yang disebut canggih.
Baca Juga: Senang Jembatan Krimea Diledakkan, Bank Ukraina Keluarkan Kartu Debit Bergambar Jembatan yang Hancur
Usai insiden ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit tentang pengetatan pengamanan jembatan itu dan infrastruktur energi di sekitar Krimea.
Moskow pun menugaskan Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) untuk menangani langsung keamanan Jembatan Kerch.
Selain itu, Rusia turut mengganti rantai komando operasi militer di Ukraina. Kepala Staf Angkatan Udara Rusia Jenderal Sergei Surovikin ditunjuk sebagai komandan seluruh pasukan Rusia di Ukraina.
Ia berpengalaman memimpin pasukan Rusia di Suriah dan disebut bertanggung jawab atas pengeboman Aleppo.
Associated Press melaporkan, selain mengganggu operasi militer di Ukraina, serangan ke Jembatan Kerch dinilai merusak lebih jauh semangat tempur pasukan Rusia sekaligus menggenjot semangat pasukan Ukraina.
"Rusia tentu bisa memperbaikinya (Jembatan Kerch), tetapi mereka tidak bisa mempertahankannya saat kalah perang," kata James Nixey, pengamat dari Catham House, lembaga wadah pemikir yang berbasis di London.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.