KIEV, KOMPAS.TV - Pasukan Rusia telah mundur dari Kharkiv, kota terbesar Ukraina per akhir pekan ini.
Pada Sabtu (15/5/2022) lalu, pihak militer Ukraina melaporkan bahwa Rusia memilih mundur usai gagal merebut kota itu kendati membombardirnya selama berpekan-pekan.
Militer Ukraina mengklaim Rusia pilih mundur untuk mengamankan jalur suplainya demi menyokong operasi di Donbass.
Kawasan Donbass, jantung industri Ukraina di timur adalah target utama dalam “tahap kedua” invasi yang diluncurkan Moskow sejak pertengah April lalu.
Moskow mengumumkan “tahap kedua” invasi usai gagal merebut atau mengepung ibu kota Kiev.
Kremlin berdalih Rusia sejak awal hanya ingin “membebaskan” Donbass, bukan menyerang Ukraina secara keseluruhan.
Kharkiv, kota berpopulasi sekitar 1,4 jiwa, terletak dekat sekali dengan perbatasan Rusia.
Kharkiv diyakini merupakan salah satu target utama Rusia ketika meluncurkan invasi penuh pada Februari lalu.
Baca Juga: Puluhan Jenazah Tentara Rusia Dievakuasi Menggunakan Kereta Setelah Pertempuran Dekat Kharkiv
“Ukraina terlihat telah memenangkan Pertempuran Kharkiv. Pasukan Ukraina mencegah Rusia mengelilingi, apalagi menguasai Kharkiv, lalu mendepak mereka dari sekitar kota, seperti yang mereka lakukan pada pasukan Rusia saat berusaha merebut Kiev,” demikian pernyataan Institute for the Study of War, sebuah lembaga wadah pemikir yang berbasis di Amerika Serikat (AS), dikutip Associated Press.
Gubernur Kharkiv Oleg Sinegubov menyampaikan bahwa tidak ada serangan artileri atau serangan udara ke Kharkiv pada akhir pekan ini.
Dalam “tahap kedua” invasi, Rusia disebut ingin memotong akses ke Donbass dari Ukraina dan mengepung pasukan musuh di sana.
Pasukan Ukraina yang paling berpengalaman dan bersenjata lengkap diposkan di kawasan itu sejak awal invasi.
“Nasib tentara Ukraina dalam jumlah besar sedang ditentukan, terdapat sekitar 40.000 tentara Ukraina di sana (Donbass),” kata analis militer independen asal Ukraina, Oleg Zhdanov.
Sebelum invasi, elemen pasukan Ukraina tersebut ditugaskan di Donbass untuk menghadapi kelompok separatis pro-Rusia, memisahkan diri sejak 2014 silam, yakni pasukan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).
Baca Juga: Tak Hanya Donbass, Rusia Ternyata Incar Wilayah Selatan Ukraina Menuju Transnistria di Moldova
Beberapa pekan belakangan, pasukan Rusia dilaporkan gencar meluncurkan serangan mortir, artileri, dan serangan udara ke posisi Ukraina di Provinsi Donetsk.
Rusia disebut hendak menguras kekuatan Ukraina dan menghancurkan fortifikasi.
Mengenai pertempuran Donbass, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov menyebut ini merupakan “babak baru” yang akan memakan waktu lama.
Kawasan Donbass sendiri sulit diakses jurnalis karena gencarnya serangan artileri dan serangan udara.
Demikian informasi seutuhnya mengenai pertempuran Donbass sulit didapatkan.
Baca Juga: Presiden Ukraina Zelenskyy Minta AS Akui Rusia sebagai Negara Teroris
Meskipun demikian, kendati operasi Rusia sudah berlangsung hampir sebulan, jurnalis di lapangan melihat belum ada terobosan penting yang dicapai masing-masing pihak di Donbass.
Pasukan Rusia terus menyerang dan berupaya merebut sejumlah wilayah.
Sedangkan Ukraina mulai gencar meluncurkan serangan balik.
Akhir pekan ini, pasukan Rusia dilaporkan telah merebut sejumlah kota dan desa di Donbass, termasuk Rubizhne, kota berpopulasi 55.000 jiwa yang terletak di daerah administrasi Luhansk.
Sebaliknya, Presiden Volodymyr Zelenskyy menyampaikan bahwa pasukan Ukraina sukses mengirim serangan balik ke sejumlah wilayah, merebut kembali enam kota atau desa pada akhir pekan ini.
“Selangkah demi selangkah, kami memaksa tentara pendudukan pergi dari tanah Ukraina,” kata Zelenskyy pada Sabtu (14/5) lalu.
Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di Sungai Siverskyi Donets, dekat Sievierodonetsk, kota berpopulasi lebih dari 100.000 jiwa.
Oleg Zhdanov menyebut pasukan Ukraina meluncurkan kontra-ofensif di sana, tetapi gagal memukul mundur pasukan Rusia.
Di tempat terpisah, Oleg Sinegubov menyampaikan bahwa Ukraina sedang meluncurkan serangan balik ke Izyum, sekitar 125 kilometer selatan Kharkiv. Izyum diduduki pasukan Rusia sejak awal April lalu.
Rusia juga dilaporkan menelan kekalahan telak di medan lain di Sungai Siverskyi Donets.
Dalam serangan ke tempat penyeberangan di dekat Bilohorivka, sekitar 26 kilometer dari pusat kota Luhansk, pasukan Ukraina menyergap pergerakan pasukan Rusia.
Otoritas Ukraina dan Inggris Raya menyebut pasukan Rusia dihancurkan ketika menyeberangi sungai melalui sebuah jembatan ponton.
Kementerian Pertahanan Inggris Raya memperkirakan Rusia kehilangan setidaknya kehilangan satu kelompok batalion taktis dalam serangan ini.
Satu kelompok batalion taktis Rusia diperkirakan memiliki sekitar 1.000 tentara.
Baca Juga: Zelenskyy: Usaha Ukraina Depak Rusia Sudah Maksimal, Tak Ada yang Tahu Kapan Perang Berakhir
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.