LONDON, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin memberi peringatan keras, Moskow akan menganggap deklarasi pihak ketiga tentang zona larangan terbang di atas Ukraina sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata.
Berbicara pada pertemuan dengan pilot perempuan pada hari Sabtu, Putin mengatakan Rusia akan melihat setiap langkah ke arah zona larangan terbang sebagai intervensi yang akan menimbulkan ancaman bagi tentara Rusia.
"Saat itu juga, kami akan melihat mereka sebagai peserta konflik militer, dan kami tidak akan peduli asal keanggotaan mereka," kata Presiden Rusia itu, seperti laporan Associated Press, Sabtu (5/3/2022).
Analis militer mengatakan tidak ada kemungkinan Amerika Serikat, Inggris dan sekutu Eropa akan memberlakukan zona larangan terbang. Alasannya, zona larangan terbang dapat meningkatkan perang di Ukraina menjadi konfrontasi nuklir antara NATO dan Rusia.
Berikut penjelasan lebih detail tentang situasi tersebut:
Baca Juga: Putin Keluarkan Peringatan Keras bila Ada Zona Larangan Terbang di Atas Ukraina
Zona larangan terbang akan melarang semua pesawat yang tidak sah terbang di atas Ukraina.
Negara-negara Barat memberlakukan pembatasan semacam itu di beberapa bagian Irak selama lebih dari satu dekade setelah Perang Teluk 1991, selama perang saudara di Bosnia dan Herzegovina dari 1993-95, dan selama perang saudara Libya pada 2011.
Secara sederhana, itu akan berisiko konflik militer langsung dengan Rusia, dan dapat meningkat menjadi perang Eropa yang lebih luas dengan negara adidaya bersenjata nuklir.
Sementara gagasan zona larangan terbang mungkin bersliweran dalam imajinasi publik, mendeklarasikan zona larangan terbang dapat memaksa pilot NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia.
Tapi lebih dari itu. Selain pesawat tempur, dalam menerapkan zona larangan terbang, NATO harus mengerahkan tanker pengisian bahan bakar dan pesawat pengintai elektronik untuk mendukung misi tersebut.
Untuk melindungi pesawat yang relatif lambat dan terbang tinggi ini, NATO harus menghancurkan baterai rudal permukaan-ke-udara di Rusia dan Belarusia, dan sekali lagi, tindakan itu berisiko mendatangkan konflik yang lebih luas.
"Satu-satunya cara untuk menerapkan zona larangan terbang adalah mengirim pesawat tempur NATO ke wilayah udara Ukraina, dan kemudian memberlakukan zona larangan terbang dengan menembak jatuh pesawat Rusia," kata Sekretaris NATO Jens Stoltenberg, Jumat (4/3/2022).
"Kami memahami keputusasaan yang ada, tetapi kami juga percaya jika melakukan itu, kita akan berakhir pada situasi perang skala penuh di Eropa."
"Kami memiliki tanggung jawab sebagai sekutu NATO untuk mencegah perang ini meningkat dan menyebar di luar Ukraina," kata Stoltenberg.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.