ISLAMABAD, KOMPAS.TV — Pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban mendesak jajaran mantan pilot militer Afghanistan untuk tetap berada di negara itu. Desakan itu dilontarkan dengan mengatakan bahwa mereka dilindungi oleh amnesti nasional dan tidak akan menghadapi penangkapan, seperti dilansir Associated Press, Rabu (10/11/2021).
Juru bicara pemerintah Taliban di Afghanistan, Zabihullah Mujahid memberikan jaminan tersebut setelah puluhan pilot tempur Afghanistan yang dilatih Amerika Serikat meninggalkan Tajikistan dalam evakuasi yang difasilitasi Amerika Serikat hari Selasa (9/11/2021), tiga bulan setelah mereka mencari perlindungan di Tajikistan menyusul pengambilalihan Afghanistan oleh kelompok Taliban.
Pilot Angkatan Udara Afghanistan memainkan peran kunci, bersama rekan-rekan mereka dari Amerika Serikat dalam perang 20 tahun melawan gerilyawan Taliban yang berakhir dengan kepergian seluruh pasukan asing dari Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu.
Serangan udara yang dilancarkan pilot tempur Angkatan Udara Afghanistan saat itu memakan banyak korban di kalangan Taliban dan berulang kali mengusir mereka dari posisi yang sudah mereka rebut di berbagai bagian Afghanistan saat itu.
Ketika pemerintah Afghanistan yang didukung AS runtuh dan Taliban mengambil alih pada pertengahan Agustus, puluhan pilot Afghanistan melarikan diri ke negara-negara Asia Tengah, termasuk Tajikistan dan Uzbekistan.
Tidak jelas berapa banyak pilot militer dan anggota kru yang tersisa di Afghanistan, tingkat risiko apa yang mereka hadapi atau sejauh mana jaminan Taliban dapat dipercaya.
Selama tiga bulan terakhir, ada beberapa laporan pembunuhan balas dendam oleh Taliban, tetapi tidak dalam skala besar dan terorganisir.
Baca Juga: Bersembunyi dari Taliban, Pilot AU Afghanistan Kecewa Tak Dipedulikan Amerika Serikat
Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat memastikan pada hari Rabu sekitar 140 pilot, bersama dengan personel lainnya, diterbangkan dari Tajikistan ke Uni Emirat Arab satu hari sebelumnya.
Kemungkinan para pengungsi pada akhirnya akan datang ke Amerika Serikat, kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas operasi yang belum dipublikasikan.
Media Tajik melaporkan secara keseluruhan, 191 warga Afghanistan, termasuk 143 pilot, diterbangkan ke Uni Emirat Arab.
Ditanya tentang pengangkutan udara, Mujahid mengatakan Afghanistan membutuhkan pilot dan semuanya dimaafkan.
“Pesan saya, tidak ada masalah keamanan bagi mereka (pilot Afghanistan) di Afghanistan, tidak ada rencana untuk menangkap mereka, amnesti nasional sudah diumumkan,” katanya.
Dia mengatakan para pilot, baik di militer atau dalam penerbangan sipil, “dapat melayani negara mereka.”
“Sangat disesalkan sejumlah pilot telah pergi, atau berencana pergi (dari Afghanistan),” tambahnya.
Baca Juga: Taliban Lantik 43 Pejabat Afghanistan, Mulai Gubernur hingga Kepala Polisi
Secara terpisah, juru bicara dinas intelijen Taliban mengatakan pada konferensi pers, badan tersebut telah menangkap hampir 600 anggota kelompok militan Negara Islam ISIS Khorasan sehubungan dengan serangan kekerasan selama tiga bulan terakhir.
Juru bicara Intelijen Afghanistan, Khalil Hamraz, mengatakan, di antara para tahanan terdapat tokoh-tokoh kunci ISIS, termasuk penyedia dana keuangan.
Setidaknya 33 anggota ISIS tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan Taliban, katanya. Dia mengatakan beberapa mobil yang dilengkapi dengan bahan peledak dan rompi bunuh diri disita sebelum bisa diledakkan.
Negara Islam adalah musuh Taliban. Kedua kelompok berbagi interpretasi garis keras Islam dan selama bertahun-tahun terlibat dalam beberapa taktik kekerasan yang sama, seperti bom bunuh diri.
Namun, Taliban berfokus pada merebut kendali Afghanistan, sementara IS menganut jihad global.
Dalam beberapa pekan terakhir, militan ISIS melakukan serangkaian serangan bom dan penembakan, mencoba melemahkan klaim Taliban bahwa mereka dapat memulihkan keamanan di Afghanistan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.