MUMBAI, KOMPAS.TV - Konsul Jenderal RI untuk Mumbai, India, Agus Prihatin Saptono mengatakan, kasus Covid-19 di India sudah mengalami penurunan.
"Kondisinya saat ini, per 18 Mei 2021, sudah terjadi penurunan yang cukup bagus," kata Agus pada Webinar BNPB secara daring, Rabu (19/5/2021).
Dalam penanganan Covid-19, Agus mengatakan, di setiap negara bagian di India penanganan dilakukan berbeda-beda.
"Setiap negara bagian berbeda penanganannya. Awalnya, saat Maret ada peningkatan, pemerintah pusat belum mau melakukan lockdown nasional, ini kaitannya dengan ekonomi. Lockdown dilakukan oleh negara bagian, ada pembatasan dan lockdown diberlakukaan saat akhir pekan saja," terang Agus.
Baca Juga: Jual Perangkat Oksigen dengan Harga Tinggi, Pengusaha Restoran di India Ditangkap
Menurut Agus, salah satu model penanganan negara bagian yang kemudian menjadi acuan dan diadopsi oleh negara bagian lain ialah "Mumbai Model".
"Mumbai sejak tahun lalu termasuk yang tertinggi kasus Covid-19, tetapi yang puling dan sembuh juga paling tinggi. Secara kumulatif, angka aktif Covid-19 tinggi tetapi relatif bisa ditangani," kata Agus.
Agus kemudian memaparkan beberapa langkah penanganan dalam "Mumbai Model" tersebut.
Pertama, manajemen hunian rumah sakit dan kebijakan mempertahankan dan menambah Jumbo Covid Isolation Facility atau Fasilitas Isolasi Covid Berskala Besar di Mumbai.
Sebelumnya, pemerintah Mumbai memiliki 6 Jumbo Covid Isolation di 6 distrik Mumbai, situasi yang memburuk mendorong pemerintah menambah 3 fasilitas Jumbo Covid Isolation di wilayah pinggiran Mumbai.
"Kapasitasnya terdiri dari 3.000 tempat tidur dan toilet mandiri, 1.000 tempat tidur dengan fasilitas penyedia oksigen, dan 300 tempat tidur untuk ICU," kata Agus.
Kedua, manajemen storage oxygen atau ketersediaan oksigen, pembangunan oxygen plan dan revolusi alokasi oksigen dari pelaku industri.
"Dari pelaku industri dan para pengusaha besar yang markasnya ada di Mumbai, mereka diminta berperan memberi pasokan oksigen. Pasokan oksigen ini krusial dalam penanganan Covid-19 di Mumbai," kata Agus.
Para pelaku industri membangun jumbo tank dan oxygen plan kapasitas 30.000 kiloliter per Rumah Sakit.
"Para pelaku industri juga membangun common center untuk refill oksigen setiap terpakai 20 persen. Produsen oksigen dan pemasok kebutuhan nasional india adalah di wilayah Mumbai," kata Agus.
Baca Juga: Pakar WHO: Kasus Covid-19 India Hanya Ilusi, Aslinya Jauh Lebih Besar!
Ketiga adalah manajemen activity curve dan active rising pasien Covid-19 atau kasus aktif Covid-19.
"Kalau di Indonesia semacam satgas covid-19, di India tim ini sangat menangani dengan baik. Pembatasan aktivitas, lockdown terbatas, pembatasan aktivitas, akses hanya untuk esensial, sembako, dan kesehatan, sisanya tutup," jelas Agus.
Selanjutnya ada active PCR swab test di mana semua negara bagian melakukan test swab PCR sebanyak 200 ribu swab test per harinya.
"Penyegelan kawasan atau rumah atau hunian, jika ada 5 orang kena langsung disegel dan dijaga dengan ketat," kata Agus.
Terakhir, ada penambahan fasilitas ICU, pediatri, dan peralatan bayi dan juga kerja sama dengan hotel untuk isolasi.
Agus menyebut, sejumlah negara bagian di utara dan selatan India masih cukup kewalahan menangani lonjakan kasus Covid-19 terutama dari segi Rumah Sakit dan ketersediaan oksigen.
"Karena itulah pemerintah pusat meminta Mumbai Model ini diberlakukan di seluruh negara bagian di India," kata Agus.
"Mungkin ini bisa menjadi pembelajaran jika memang mau dipakai," tutup Agus.
Baca Juga: India Darurat Covid-19, Amitabh Bachchan Sumbang Rp4 Miliar
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.