Meski begitu unjuk rasa tetap berlangsung. Unjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan militer menjadi yang terbesar di Myanmar sejak 2007.
Mereka meminta Aung San Suu Kyi, presiden Win Myint dan sejumlah tokoh lainnya dibebaskan dan demokrasi dikembalikan.
“Kami bergabung dengan unjuk rasa untuk mengakhiri kediktatoran,” kata Kyaw Kyaw.
Baca Juga: Militer Myanmar Tangkap Warga Australia yang Juga Penasihat Aung San Suu Kyi
Secara keseluruhan unjuk rasa berjalan damai, meski di tenggara Myawaddy, polisi sempat menembak ke arah udara untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Kudeta militer terjadi setelah mereka mengalami kekalahan dari Liga Nasional Demokrasi pada pemilihan umum, November lalu,
Pihak militer menegaskan pemilu tersebut sarat kecurangan, namun tak dihiraukan oleh komisi pemilu.
Baca Juga: Kudeta Myanmar Membuat Perusahaan Bir Jepang Akhiri Kerja Sama
Meski sempat membantah akan melakukan kudeta, militer akhirnya melakukannya Senin (1/2/2021).
Mereka menangkap Suu Kyi, Presiden Win Myint dan sejumlah tokoh penting lainnya.
Militer juga menegaskan bakal mengontrol negara tersebut setahun ke depan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.