“Saya tak ingin tercatat dalam sejarah sebagai presiden yang menumpahkan darah dan menembak rakyatnya sendiri,” tambahnya.
Namun, Parlemen harus lebih dulu mengizinkan secara resmi keputusan untuk mundur tersebut.
Menurut Juru Bicara Parlemen, Kanat Isayev, parlemen akan berkumpul Jumat (16/10/2020) untuk membicarakan hal ini.
Baca Juga: Seperti Hagia Sophia, Erdogan Akan Ikuti Salat Jumat Perdana di Museum Kariye
Mundurnya Jeenbekov diyakini tak mengejutkan negara tersebut. Dia merupakan presiden ketiga yang mundur oleh kekuatan rakyat sejak 2005.
Kyrgzstan mengalami instabilitas keamanan sejak pemilihan umum 4 Oktober lalu.
Menurut pejabat pemilihan, partai-partai pro pemerintah mendapatkan semua kursi di parlemen.
Baca Juga: Kejam, Petarung MMA Ini Serang Kakek di Kursi Roda Secara Brutal hingga Tewas
Hal itu membuat pihak oposisi merasa pemilihan umum sudah dicurangi oleh pembelian suara dan penyimpangan lainnya.
Saat ini para pengunjuk rasa telah mengambil alih sejumlah Gedung pemerintahan dan menjarah beberapa kantor.
Komisi Pemilihan Pusat pun saat ini telah membatalkan keputusan dari pemilu tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.