Di tengah kesehatan yang terus memburuk, sang vokalis sebenarnya berusaha untuk bangkit.
Lelaki bernama Freddie Bulzara, yang lahir di Zanzibar, Afrika ini, pernah didatangi kawan-kawan dekatnya untuk membicarakan soal kary-karya Freddy.
Freddy kemudian memotong pembicaraan, "Hei, kamu boleh melakukan apa saja dengan fotoku, musik karyaku, silakan kamu bikin remix, memroduksi kembali, apa pun itu lakukan saja," katanya kepada Jim, sahabat yang datang kepadanya 10 hari jelang kematian.
Saat itulah, sejumlah teman dekatnya sudah tahu bahwa hari-harinya untuk menjalani kehidupan di dunia tinggal sesaat lagi.
Salah satu karyanya yang fenomenal adalah "Let Me Live", yang berisi keinginannya untuk kembali hidup sejak awal untuk mengubah semuanya, tapi semua sudah terlambat.
Prof dr Zubairi Djoerban, dokter yang pertama kali menemukan kasus AIDS di Indonesia pada 1992, kepada Kompas.com yang mewawancaraonya pada 2019 silam mengatakan, jika saja Freddy bisa bertahun setahun lagi, bisa saja dia terselamatkan.
“Kalau saja dia (Freddie Mercury) bisa bertahan satu tahun lagi, mungkin ia masih hidup sampai sekarang. Tahun 1992, obat kombinasi (antiretroviral) ditemukan. Banyak pasien yang tertolong,” tutur dokter spesialis penyakit dalam ini.
Baca Juga: Medium Penyebaran HIV/AIDS Berubah, Dulu Lewat Jarum Suntik, Kini Aktivitas Seksual Berisiko
Profesor Zubairi menyebutkan, di Indonesia, ARV mulai digunakan pada 1994.
Namun baru sejak 1996, ada tiga obat ARV yang menjadi standar Indonesia dan dunia.
Mulai 2004, semua obat ini disediakan gratis oleh pemerintah. “ARV yang sekarang menurunkan angka kematian secara drastis. Tidak lagi bikin meninggal, sakit, tidak juga menular,” tuturnya.
Kematian Freddy Mercury kala itu, menjadi penanda dan kesadaran masyarakat tentang datangnya sebuah wabah yang harus diwaspadai.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.