BANJARBARU, KOMPAS.TV - Kisah inspiratif dari seorang pria yang memanfaatkan limbah kayu ulin khas Kalimantan menjadi produk bernilai jual tinggi.
Berdiri tahun 2017, awalnya Irfani seorang pengrajin kayu di Banjarbaru memproduksi mebel yang pemasarannya hanya di sekitar Kalimantan Selatan.
Irfani kemudian tercetus ide membuat souvenir kerajinan tangan dan kitchen ware yang terbuat dari limbah kayu ulin agar ia bisa memasarkan produknya hingga keluar pulau bahkan luar negeri.
Selain itu ia juga ingin memperkenalkan kayu ulin sebagai kayu khas Kalimantan yang tidak ada di tempat lain dengan keistimewaannya yang semakin terkena air akan semakin kuat bukan lapuk.
Produknya menurut irfani juga menggambarkan budaya kalimantan dengan mengenang historikal kayu ulin.
Hasil kerajinan tangan ini dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp 20.000 untuk produk sendok, garpu, sumpit dan hingga Rp 2 juta untuk kerajinan miniatur kapal.
Dipasarkan secara offline di 3 tempat Banjarbaru serta di sebuah mall di Jakarta, Irfani sudah mengimpor produknya hingga ke Singapore, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris.
Baca Juga: Bentuk Kepedulian, Guru SLB di Banjarmasin Dirikan Rumah Disabilitas Borneo
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.