JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari Tasyrik merupakan hari di mana umat Islam merayakan kemenangan dengan makan dan minum.
Setelah Hari Raya Iduladha, umat Islam dilarang melaksanakan ibadah puasa pada Hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Untuk 1445 Hijriah atau edisi tahun 2024, Hari Tasyrik dimulai pada hari ini, Selasa (18/6).
Larangan berpuasa pada Hari Tasyrik dijelaskan dalam Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah karya Ust. M. Syukron Maksum. Berdasarkan sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a.:
"Bahwasanya Rasulullah SAW mengutus Abdullah Bin Hudzafah berkeliling Mina untuk menyampaikan: Janganlah kamu berpuasa pada hari ini, karena ia merupakan hari makan minum dan mengingat Allah Azza wa Jalla." (HR. Ahmad)
Dengan demikian, seseorang yang biasa melakukan Puasa Sunnah Senin Kamis atau Puasa Daud, dilarang berpuasa ketika bertepatan dengan Hari Tasyrik. Setelah tanggal 13 Dzulhijjah, umat Islam baru dapat melanjutkan puasa sunnah.
Berikut penjelasan Ust. M. Hasbullah Agus Sumarno, Penyuluh Agama Islam Kemenag Surakarta, mengenai empat amalan yang dianjurkan pada Hari Tasyrik:
Hari Tasyrik adalah rangkaian dari Yaumul Qadhiyah.
"Ingat bahwa yaumul tasyrik adalah rangkaian dari Yaumul Qadhiyah, dimana itu cobaan, ujian, perjuangan para Nabi terutama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail," jelasnya.
Baca Juga: Warga Gaza Salat Iduladha di Antara Reruntuhan Masjid Akibat Perang
Oleh karena itu, kita disarankan untuk senantiasa meningkatkan taat dan takwa kepada Allah agar bisa memiliki nilai yang sama atau setidaknya mendekati ketakwaan para Nabi.
Perbanyak doa dan dzikir karena pada hari Tasyrik ini merupakan Sa'atul Ijabah (waktu terkabulnya doa).
"Yaumu tasyrik adalah hari di mana doa dijabah, maka perbanyaklah berdoa dan banyak berzikir," kata Ustaz Hasbullah.
Amalan selanjutnya yang bisa dilakukan pada hari Tasyrik adalah silaturahmi. Kita dianjurkan mengunjungi keluarga, saudara, orang tua, atau kerabat untuk mempererat tali kekeluargaan dan tali ukhuwah Islamiah.
Apapun yang diberikan oleh Allah adalah karunia, baik berupa kesehatan maupun kekayaan. Sesuai firman Allah SWT:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Wa iż taażżana rabbukum lain syakartum laazīdannakum wa laing kafartum inna 'ażābī lasyadīd
Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (QS. Ibrahim: 7)
Sebagai umat Islam, kita perlu mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
"Pada hari itu karena hari raya maka syukuri apa yang diberi. Terima apa adanya, dengan senantiasa menerima ketentuan Allah dan melaksanakan segala perintahnya dengan semaksimal mungkin," jelas Ustaz Hasbullah tayangan YouTube Tribunnews.com.
Baca Juga: Bagaimana Masyarakat Muslim di Amerika Serikat Rayakan Iduladha 2024?
Sumber : Kompas TV, Tribun News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.