Sebelumnya, turunnya hujan saat pergantian tahun memang sudah diprakirakan oleh BMKG. Seperti diberitakan Kompas.tv, BMKG mengungkap prakiraan cuaca saat tahun baru 2025.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya sempat khawatir mengenai seruak udara dingin yang menjadi penyebab banjir besar di Jakarta pada Januari 2020 silam.
"Sebetulnya yang paling dikhawatirkan terus terang adalah seruak dingin tadi. Karena itulah yang tanggal 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 terjadi hujan dengan intensitas 377 mm," ungkap Dwikorita dalam konferensi pers Update Kondisi Cuaca Indonesia Jelang Malam Pergantian Tahun 2024, Minggu (29/12).
Padahal, kata Dwikorita, hujan bisa dikategorikan sudah ekstrem apabila memiliki intensitas lebih dari 150 mm.
"(Hujan) 151 mm itu udah dikatakan hujan ekstrem, ini 2 kali dari ekstream itu ya dan itu yang saat itu membuat banjir di Jabodetabek," ucapnya.
Seperti diketahui, Seruakan Dingin (Cold Surge) adalah fenomena atmosfer yang membawa massa udara dingin dan kering, memicu peningkatan aktivitas konveksi yang mendukung terbentuknya awan hujan di berbagai wilayah.
Baca Juga: BMKG Ungkap Prakiraan Cuaca Tahun Baru 2025, Dwikorita: Semoga Tidak Banjir seperti Januari 2020
Menurutnya apabila seruak dingin kembali menguat, akan butuh beberapa waktu hingga berdampak pada cuaca di Indonesia.
"Kalau akan menguat lagi perlu waktu beberapa saat ya yang barangkali melampaui ini 1Januari 2025. Ini secara kajian ilmiah nya seperti itu," ungkapnya.
Adapun pengaruh gelombang atmosfer dan bibit siklon terhadap cuaca di Indonesia masih ada. Oleh sebab itu, BMKG mengimbau masyatakat waspada potensi hujan lebat terutama tadi di wilayah Kalimantan Barat dan Jawa Timur.
"Namun secara umum lebih kondusif karena udara dingin itu sudah sangat lemah," kata Dwikorita.
Sumber : Kompas TV, bmkg.go.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.