Kompas TV internasional kompas dunia

Hadiah Terakhir Biden untuk Israel: Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp129 Triliun

Kompas.tv - 5 Januari 2025, 08:45 WIB
hadiah-terakhir-biden-untuk-israel-setujui-penjualan-senjata-senilai-rp129-triliun
Presiden AS Joe Biden berpidato di Gedung Putih, Rabu (24/7/2024). (Sumber: AP News)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan hadiah terakhirnya untuk Israel sebelum lengser akhir bulan ini.

Biden telah menyetujui penjualan senjata ke negara Zionis tersebut senilai USD8 miliar atau setara Rp129 triliun.

Departemen Luar Negeri AS telah memberitahu Kongres tentang rencana penjualan senjata tersebut.

Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Diserbu Militer Israel dan Paksa Evakuasi, IDF Membantah

Pengiriman senjata, yang memerlukan persetujuan komite DPR dan Senat AS itu, termasuk di dalamnya rudal, peluru dan amunisi lainnya.

Rencana ini semakin mempertegas pendirian Washington menolak seruan untuk menangguhkan dukungan militer untuk Israel karena banyaknya warga sipil yang tewas selama perang di Gaza.

Sebelumnya pada Agustus, AS telah menyetujui penjualan jet tempur dan peralatan militer lainnya ke Israel senilai USD20 miliar (Rp324 triliun).

Menurut pejabat AS, pada penjualan senjata terbarunya, AS akan mengirimkan rudal udara-ke-udara, rudal Hellfire, peluru artileri, dan bom.

“Presiden telah menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela warganya, konsisten dengan hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional, dan untuk mencegah agresi Iran, dan organisasi proksinya,” tutur sumber yang dekat dengan penjualan senjata itu, Sabtu (4/1/2-24) kepada BBC International.

“Kami akan melanjutkan memberikan kemampuan yang diperlukan untuk pertahanan Israel,” tambahnya.

Biden sendiri biasa menggambarkan dukungan AS ke Israel tetap kokoh.

Sejauh ini, AS merupakan pemasok senjata terbesar bagi Israel, membantu membangun salah satu teknologi militer paling canggih di dunia.

Sebelumnya pada 2024, AS mengungkapkan telah menghentikan sementara pengiriman 2.000 dan 500 pon bom ke Israel, karena kekhawatiran Zionis melanjutkan operasi darat di Rafah, Gaza.

Namun, Biden langsung mendapat kritikan keras dari Republikan di Washington dan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Netanyahu Akhirnya Setuju Kirim Delegasi Israel ke Qatar, Negosiasi Perdamaian Gaza Kembali Dimulai

Meski berdalih untuk pertahanan, faktanya, persenjataan itu kerap digunakan untuk melakukan serangan ke Gaza dengan dalih menghancurkan Hamas.

Kenyataannya, warga sipil Palestina lebih banyak menjadi korban serangan Israel itu.

Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan saat ini lebih dari 45.580 orang telah terbunuh di Gaza, sejak Israel melakukan operasi balasan atas aksi Hamas pada 7 Oktober 2023.


 




Sumber : BBC Internasional




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x