JAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi menemukan gerobak pemulung terduga pelaku penculikan anak perempuan di Jakarta Pusat, Malika Anastasya.
Berdasarkan laporan dari jurnalis Kompas TV Bongga Wangga, petugas satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat menemukan gerobak tersebut di kawasan Poncol, Senen pada Senin (26/12/2022).
Rupanya, gerobak pemulung itu telah dijual terduga pelaku kepada orang lain seharga Rp400 ribu dengan dalih membutuhkan uang untuk beli seragam sekolah.
Kini, setelah 19 hari hilangnya Malika, polisi masih belum dapat menemukan pelaku penculikan menggunakan bajaj tersebut.
Penyelidikan panjang, mulai dari pemeriksaan CCTV di Jalan Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat, hingga menggali keterangan saksi belum juga membuahkan hasil.
Baca Juga: Dua Minggu Penculikan Malika di Jakarta Pusat Masih Misterius, Polisi Bentuk Tim Gabungan Khusus
Sebelumnya, polisi bahkan membentuk tim gabungan khusus untuk menelusuri keberadaan anak perempuan yang diculik menggunakan bajaj tersebut.
Kapolsek Sawah Besar AKP Patar Mula Bona mengatakan, tim gabungan khusus itu telah menyusuri daerah yang dilalui korban dan terduga pelaku saat mengendarai bajaj serta memeriksa CCTV di sekitarnya.
"Tim sudah turun ke lapangan mulai dari titik start sampai dengan jalur di mana sopir bajaj itu menurunkan (terduga pelaku dan korban -red), begitu juga dengan keberadaan kemungkinan adanya CCTV, baik yang dimiliki oleh pemerintah atau pun CCTV yang dimiliki oleh masing-masing pribadi rumah atau gedung di dalam lintasan tersebut," kata Patar, Rabu (21/12/2022).
Dugaan penculikan anak tersebut telah dilaporkan oleh pihak keluarga ke Polsek Sawah Besar pada 9 Desember 2022. Ayah dan ibu Malika, Tunggal dan Oni, mengaku mengenal pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung.
Tunggal mengatakan, polisi telah mengirimkan ciri-ciri berupa sketsa pelaku untuk dikonfirmasi oleh pihak keluarga.
"Setelah polisi mencari-cari keberadaan si pelaku atau pun si korban, akhirnya membuahkan hasil seperti ciri-ciri foto si pelaku pernah dikirim ke saya atau pihak keluarga untuk menganalisis pelaku," ujarnya Rabu (21/12/2022).
Polisi mengaku kesulitan menemukan korban dan terduga pelaku. Sebab, selain tidak memiliki tempat tinggal dan kerabat, terduga pelaku juga disebut tidak menggunakan telepon seluler.
Baca Juga: Penculikan Anak 6 Tahun di Gunung Sahari, Ini Ciri-Ciri Korban: Punya Tanda Lahir di Tangan Kanan
Polisi juga telah memeriksa tiga saksi, termasuk sopir bajaj yang ditumpangi oleh korban dan terduga pelaku setelah membeli ayam goreng.
"Pengemudi bajaj sudah kami temukan, menurut pengakuan, terakhir diturunkan, setelah dari TKP tempat membeli ayam itu, diturunkan di dekat stasiun kota," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin, Senin (19/12).
Sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, aksi penculikan anak perempuan di Jakarta Pusat itu terekam CCTV yang berada di lingkungan rumah korban di kawasan Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Oni, ibu korban penculikan, menceritakan, anaknya yang berusia 6 tahun itu diculik menggunakan bajaj ketika dia sedang bekerja.
Ia mengatakan, pada 7 Desember 2022, pelaku datang dari arah Kemayoran dan singgah ke warung kecilnya yang sedang dijaga sang anak sulung atau kakak Malika.
“Dia (pelaku) dari arah Kemayoran, datang ke warung saya. Posisi warung saya waktu itu anak saya yang nunggu, kalau saya kan kerja," kata Oni dilansir dari cuplikan Kompas Petang Kompas TV, Sabtu (17/12).
Baca Juga: Polisi Sita Tas Milik Pelaku Penculikan Anak di Gunung Sahari yang Dititip ke Ibu Korban, Ini Isinya
Pelaku kemudian berdalih ingin membeli nasi di warung milik keluarga korban. Namun, anak sulung Oni mengaku tak memiliki beras. Pelaku kemudian memintanya untuk membeli beras dan memasak.
“Anak saya beli (beras) ke seberang, terus disuruh masak. Dia ngomong, ‘Mau beli ayam chicken, kita makan bareng-bareng di sini’. Sambil bilang ayam chicken, dia nyolek anak saya yang kecil, ‘Dek mau ikut nggak?’ gitu,” ungkap Oni.
Ternyata, korban mengikuti pelaku. Anak sulungnya yang melihat pun melapor ke sang ayah. Namun, suami Oni membiarkannya.
“Suami saya bilang, ‘Paling beli ayam chicken, nanti juga pulang. Kan biasanya seperti itu,’” tutur Oni menirukan perkataan suaminya.
Sorenya, hingga Oni pulang kerja, anak perempuannya ternyata belum kembali. Dia lantas meminta suaminya untuk mencari. Namun, nihil. Anaknya tak kunjung pulang.
Dua hari kemudian, yakni pada 9 Desember 2022, ia melaporkan penculikan anak di Jakarta Pusat itu kepada polisi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.