KLATEN, KOMPAS.TV - Sekelompok ibu-ibu di Klaten, Jawa Tengah mengelola usaha bergam camilan dari jamur tiram.
Dengan keuletan dan terus konsisten, usaha kecil dan menengah jamur krispi ini dapat kembali menggeliat meski sempat terpuruk karena pandemi.
Para ibu-ibu sudah tampak sibuk sejak pagi hari, mereka tengah mengolah jamur tiram menjadi camilan jamur krispi di Omah Jamur Dukuh Padangan, Desa Glodogan, Klaten, Jawa Tengah.
Usaha jamur krispi ini digagas oleh Winarni, seorang warga yang awalnya memiliki usaha di bidang konveksi.
Namun ia memanfatkan peluang ketika melihat jamur sebagai komoditas yang melimpah di daerahnya.
Melibatkan para ibu di desa sekitar, usaha ini juga turut memberdayakan petani jamur yang sebelumnya kerap mengeluhakn harga jual jamur yang rendah setiap panen tiba.
Setiap hari omah jamur mengolah 20kg – 30kg jamur segar menjadi beragam pangan dan camilan seperti jamur krispi, pepes, hingga cilok.
Usaha jamur krispi yang dikelola para ibu ini sempat terpuruk karena pandemi.
Namun karena keuletan dan memiliki semangat pantang menyerah para ibu tetap konsisten hingga akhirnya UKM ini bisa menggeliat kembali.
UKM ini pun mendapatkan apresiasi dari pemerintah desa karena turut melibatkan petani local.
Usaha para ibu untuk konsisten mengolah jamur menjadi beragam camilan ini tidaklah sia-sia.
Dengan pemasaran secara daring dan dititipkan di tempat oleh-oleh, kini UKM jamur krispi ini memiliki omzet hingga 20 juta setiap bulannya.
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau yaitu antara Rp 15.000,- sampai Rp 25.000,- rupiah per kemasan.
Baca Juga: Bansos Dilanjutkan untuk Dorong Perekonomian Masyarakat dan Bangkitkan UMKM
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.