Baca Juga: Kapolri: Suami Istri Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar Berperan Memberi Doktrin untuk Jihad di JAD
Menurut Hamka, semakin kesini sikap L semakin keras. Ia bahkan sering menegur ibunya jika melakukan ritual adat, salah satunya barazanji.
Bukan hanya itu, L disebut Hamka juga tidak mau makan daging ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang menyembelihnya.
"Dia selalu tegur orang tuanya kalau barazanji, katanya bid'ah, tidak boleh. Bahkan L ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong," tuturnya.
Setelah tak lama mendengar kabarnya, Hamka mengatakan, tiba-tiba saja L menikah. L dan istrinya pun memilih meninggalkan rumah ibu L. Mereka berdua kemudian tinggal di rumah kontrakan.
Baca Juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar Tinggalkan Wasiat kepada Orang Tua: Siap Mati Syahid
Lebih lanjut, Hamka mengatakan, saat ada berita bom di Gereja Katedral Makassar, tidak ada warga yang menyangka jika pelakunya adalah L.
"Tidak ada yang menyangka, kami kira cuma ikut pengajian-pengajian saja, ternyata pas ada berita bilang kalau dia warga sini, inisial L, disitu kami langsung tahu kalau itu L sama istrinya," katanya.
Ia mengaku, warga sekitar tidak ada yang membenci keluarga L atas kejadian ini, bahkan ia merasa iba dengan ibu dan adik L.
"Kasihan ibunya, jualan di warung, cuma dibantu sama adik perempuan L, pas anaknya sudah kuliah, malah berhenti, dan masuk aliran sesat. Semoga ini yang terakhir," ujarnya.
Baca Juga: Jenazah 2 Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar Diserahkan ke Pihak Keluarga
"Bahkan kalau dia mau dikuburkan di pemakaman sekitar, warga di sini tidak ada yang keberatan."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.