BENGKULU, KOMPAS.TV - Hujan es melanda Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Tengah pada Selasa (2/3/2021). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) punya penjelasan soal hujan es itu.
Kepala BMKG Bengkulu Klaus Damanik Apoho mengungkapkan fenomena hujan es ini terjadi karena awan kumulonimbus yang tebal.
Baca Juga: Petani Gunungkidul Tetap Bisa Panen Walaupun Cuaca Ekstrem, Begini Caranya
"Ya memang telah terjadi hujan es di desa Sukarami, Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Tengah, sekitar jam 15.00 WIB, yang disebabkan oleh aktivitas awan kumulonimbus mencapai -75 derajat celcius," jelas Klaus.
Dengan suhu terendah -75 derajat celcius itu, kristal es akan terbentuk di bagian atas awan kumulonimbus.
Suhu rendah yang berlangsung lama ini dapat memicu pembentukan butir-butir es di dalam awan. Bila butiran-butiran itu cukup besar, es tak akan sempat mencair.
"Karena ukuran butiran es yang cukup besar, butiran es tersebut tidak punya cukup waktu untuk mencair dan terbawa jatuh ke permukaan bumi bersama hujan," papar Klaus.
Menurut Klaus, kristal es ini juga dapat menimbulkan angin puting beliung. Hal ini pernah terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada 25 Januari 2021.
Baca Juga: BLACKPINK Secara Resmi Dukung Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26
Klaus mengatakan, fenomena hujan es adalah peristiwa alam yang biasa terjadi. Hujan es ini sering terjadi saat musim pancaroba, baik saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau maupun sebaliknya.
Selain Bengkulu, hujan es ini juga terjadi di Nganjuk, Jawa Timur. Sebelumnya, Sleman, DI Yogkarta dan Magelang, Jawa Tengah juga dilanda hujan es pada Senin (1/3/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.