Melansir BBC, Presiden FIFA era 1998-2015, Sepp Blatter menyebutkan, "gol hantu" Frank Lampard yang dianulir di Piala Dunia 2010 merupakan kunci terbukanya penerapan teknologi garis gawang pada Piala Dunia 2014 di Brasil.
Sebelum itu, perdebatan tentang apakah penting untuk menggunakan teknologi, berlangsung meriah.
Ada pihak setuju, tapi banyak juga yang menolak lantaran dianggap menganggu keindahan sepakbola.
Pihak yang tidak setuju dan menolak keras itu salah satunya adalah legenda Prancis, Michael Platini yang juga saat itu menjabat Presiden UEFA.
Lantas, pada 5 Juli, akhirnya terjadi pemungutan suara Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) tentang teknologi garis gawang.
Hasilnya, secara aklamasi memutuskan penerapan teknologi garis gawang dalam sepak bola.
IFAB sendiri merupakan badan di bawah FIFA yang membidangi dan menggodok penerapan aturan plus teknologi baru.
"Momen (gol Lampard) itu mengatakan seperti berkata kepada saya, 'Anda tak bisa menerima hal itu lagi di Piala Dunia berikutnya'," kata Blatter.
"Itu adalah hari bersejarah di dunia sepak bola internasional," lanjut Blatter.
Musim berikutnya, Liga Inggris memastikan penerapan teknologi tersebut meski baru diimplementasikan dalam beberapa laga dan sampai sekarang, teknologi itu dipakai.
Frank Lampard sendiri bersyukur gol tersebut jadi langkah awal keadilan dalam sejarah sepak bola.
"Itu mengubah permainan menjadi lebih baik, jadi saya senang. Ini adalah langkah positif untuk permainan secara keseluruhan dengan diperkenalkannya teknologi garis gawang," kata Lampard di Four Four Two.
Setelahnya hingga kini, teknologi garis gawang selalu digunakan dalam agenda penting FIFA.
Baca Juga: Jelang Piala Dunia 2022, Qatar Akan Jalani Operasi Transportasi Paling Rumit
Sumber : Kompas TV/bbc/fourfourwto
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.