“Saat saya menangani Newcastle, saya pikir saya dapat mengatasi apa pun yang saya hadapi, tetapi ini sangat, sangat sulit,” kata eks pemain Manchester United itu.
“Saya tidak pernah diinginkan (di Newcastle), orang-orang menginginkan saya gagal, saya selalu membaca bahwa orang selalu menganggap saya akan gagal, bahwa saya tak berguna, si gendut yang memenuhi ruangan, si bodoh, si kepala-kubis yang tak becus mengurus taktik atau apalah. Dan itu terjadi sejak hari pertama,” lanjutnya.
“Saya coba menikmatinya dan, kautahu, saya menikmatinya. Saya selalu menikmati perjuangan, membuktikan bahwa orang-orang keliru, tetapi hanya itu yang terlihat: sebuah perjuangan, pertempuran. Itu meminta korban karena meskipun Anda memenangkan pertandingan, Anda merasa belum diterima oleh suporter.”
Tidak seperti penduhulunya, Rafael Benitez yang cenderung disukai suporter, Steve Bruce tidak disenangi seperti pemilik lama Newcastle, Mike Ashley.
Baca Juga: Newcastle United Diambil Alih Konsorsium Arab Saudi, Tunangan Jamal Khashoggi Ungkap Isi Hatinya
Kini, suporter Newcastle boleh jadi lega karena Steve Bruce sudah tidak menjabat. Di lain sisi, Bruce juga lega karena tidak lagi menghadapi permusuhan suporter atau seruan meremehkan dari pundit.
Dengan pemilik baru, Newcastle diprediksi mengincar pelatih dengan profil mentereng. Pelatih seperti Lucien Favre, Paulo Fonseca, hingga Frank Lampard dilaporkan masuk radar The Magpies.
Di Liga Inggris 2021/22, Steve Bruce menjadi pelatih kedua yang merasakan kerasnya tuntutan kepelatihan. Sebelumnya, pelatih Watford Xisco Munoz dipecat lebih dulu pada awal Oktober lalu.
Xisco didepak kendati baru memimpin The Hornets dalam tujuh pertandingan Premier League. Rekornya pun tidak buruk: dua menang, satu imbang, dua kalah. Ia juga berperan mempromosikan Watford dari Divisi Championship.
Sementara di Serie A, pelatih Salernitana Fabrizio Castori didepak pada 17 Oktober lalu. Castori membawa klub tersebut promosi ke Serie A untuk pertama kalinya dalam waktu 22 tahun.
Meskipun demikian, petinggi Salernitana hanya memerlukan delapan pertandingan untuk mengevaluasi kinerjanya dan memutuskan nasibnya.
Baca Juga: Salernitana Susul Empoli Promosi ke Serie A
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.