JAKARTA, KOMPAS.TV - Mimpi besar Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan saat kampanye Pilpres 2024 menghadapi rintangan.
Program makan bergizi gratis, memiliki 48 menteri, membangun super holding BUMN yaitu Danantara dihadapkan pada brankas negara yang tekor.
Sampai akhir Februari 2025, fiskal Indonesia defisit Rp31,2 triliun. Padahal tahun lalu dalam periode yang sama, APBN masih surplus hingga Rp26 triliun.
Penerimaan negara gagal menutup kebutuhan pemerintah. Salah satu penyebab utamanya adalah setoran pajak yang anjlok sampai 30 persen.
Rinciannya, kalau Februari tahun lalu menyentuh Rp269 triliun, periode yang sama tahun ini hanya Rp187,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani bilang, APBN memang sudah didesain defisit. Kondisi ini juga diklaim masih dalam hitungan aman pemerintah.
Tetapi, ekonom punya pandangan berbeda. Defisit yang sudah terjadi sejak bulan pertama tahun 2025 mengonfirmasi bahwa ekonomi sedang atau bahkan makin tidak baik-baik saja. Tekanan pada APBN bisa terjadi sepanjang 2025.
Dua hari berturut-turut, Indeks Harga Saham Gabungan merespons negatif paparan APBN KITA Kementerian Keuangan.
Defisit di awal tahun yang kata ekonom jadi anomali menjadi kekhawatiran pelaku pasar tentang pengelolaan keuangan negara.
IHSG ditutup di level 6.515 atau anjlok hampir 2 persen dalam satu hari. Mayoritas saham berada di zona merah atau terkoreksi.
Bursa saham bahkan sudah terkoreksi sejak awal perdagangan. Dalam satu pekan, IHSG juga sudah turun hampir 2 persen, dengan mayoritas saham berkapitalisasi besar alias blue-chip yang juga turun.
Baca Juga: Sederet Fakta Defisit APBN 2025: Pendapatan Pajak Turun hingga Ancaman PHK
#apbntekor #defisitapbn2025 #prabowo
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.