A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 238

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Jenderal Besar Itu Seorang Guru - SINGKAP

Kompas TV nasional singkap

Jenderal Besar Itu Seorang Guru - SINGKAP

Kompas.tv - 17 Oktober 2019, 18:00 WIB
Penulis : Yudho Priambodo

Abdul Haris Nasution, target utama gerakan 30 September 1965 yang lolos dari sasaran, harus menghantarkan rekan-rekannya yang menjadi korban G30 S PKI. Lolos dari maut, Nasution kehilangan putri bungsunya Ade Irma Suryaniyang berusia 5 tahun dan ajudannya Piere Tendean. Rumah yang menjadi saksi bisu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, kini menjadi museum Jenderal Besar A.H Nasution. Museum seluas 2 hektar ini dilengkapi diorama dan prasasti perjalanan hidup sang jenderal. Putri Sulung Nasution, Hendrianti Sahara masih mengingat peristiwa kelam tersebut.

Nasution lahir di Huta Pungkut, Mandailing Sumatera Utara Pada 3 Desember 1918. Sejak kecil Nasution dikenal aktif dan pintar hingga mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda untuk belajar sekolah guru yang disebut sekolah Raja atau HIK di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Namun, Nasution tertarik dengan politik dan militer hingga ia menjadi anggota militer KNIL di bawah pemerintahan Belanda. Pada Mei 1948 Nasution aktif sebagai tentara di TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Indonesia dan menjadi Staf Angkatan Darat pada tahun 1950. Nasution yang sempat berselisih paham dengan Soekarno, diberhentikan dari ikatan dinas dan menulis buku tentang doktrin militer yang berjudul "Pokok Pokok Gerilya" dan dipakai di dunia.

Menghabiskan masa tuanya, Nasution menulis memoar dan puluhan buku yang berisi pengalaman hidup dan perjuangannya dalam pembentukan NKRI. Nasution sering berbagi cerita dengan putri sulungnya tentang masa perjuangan dan kekagumamannya dengan Panglima Besar Sudirman. Nasution wafat pada 6 September 2000 dan dimakamkan di makam pahlawan Kalibata. Nasution diberi gelar pahlawan nasional pada tahun 2002. Sembilan belas tahun berlalu, jenderal besar telah tiada, pengurus organisasi Ikatan Keluarga Nasution atau IKANAS mengusulkan nama A.H Nasution sebagai nama jalan di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan pada tahun 2003. Namun hingga kini pengusulan nama jalan tersebut belum terealisasi.

#Singkap #AHNasution




Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x