Salah satu yang merasakan besarnya dampak kemajuan internet dalam politik adalah Sabita Maheswari Gunawan yang merupakan mahasiswi Fakultas Ilmu Administrasi Niaga, Universitas Indonesia.
Sebagai pengguna aktif media sosial, Sabita mengaku banyak terpapar kampanye politik lewat medsos. Ia menilai, cara masyarakat khususnya kaum muda dalam berinteraksi dengan pemerintah juga berubah seiring perkembangan medsos.
Baca Juga: Kominfo Buka Suara soal Rencana Bentuk Dewan Medsos untuk Kontrol Konten
"Trias politika yang dikenal sebagai pilar demokrasi adalah lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dalam perkembangannya, peran media sosial sebagai pengawas jalannya pemerintahan dan demokrasi semakin diakui dan dianggap sebagai pilar keempat dalam sistem demokrasi," tutur Sabita.
"Media sosial memungkinkan warga untuk berbagi pendapat, memobilisasi dukungan, dan menyampaikan aspirasi politik mereka kepada pemimpin politik dan institusi yang berwenang," imbuhnya.
Sisi positifnya, lanjut Sabita, partisipasi politik menjadi lebih inklusif, memungkinkan warga dari berbagai latar belakang untuk memiliki suara dan memengaruhi keputusan publik.
Ia berpendapat, kualitas demokrasi dalam sebuah negara juga ditentukan oleh kualitas partisipasi warganya.
"Keterlibatan warga negara dalam melakukan partisipasi dimungkinkan karena tersedianya ruang yang cukup untuk melakukan partisipasi yang dijamin oleh negara, juga kemampuan dan keterampilan dari warga negara untuk berpartisipasi dalam berbagai bentuk dan berbagai macam aspek," terangnya.
Baca Juga: KJP Plus dan KJMU Tahap 2 November-Desember 2024 Cair Bertahap Mulai Hari Ini
Ia menambahkan, era digital saat ini membuka kebebasan masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya. Berbagai platform hadir memberikan kebebasan bagi penggunanya dalam berinteraksi, terutama dalam menyampaikan pendapat.
"Dengan hadirnya kemajuan teknologi memudahkan untuk mengakses internet, sehingga saat ini semua masyarakat terutama generasi milenial dan Gen Z sudah memiliki media sosial yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun," terangnya.
Namun sisi negatifnya, masifnya konten politik di medsos membuat masyarakat dan kaum muda rentan terpapar berita bohong atau hoaks, serta kampanye negatif dengan memfitnah lawan politik, dan menjatuhkan harkat martabat pihak kompetitor.
"Penyalahgunaan media sosial bisa berdampak menurunnya kualitas demokrasi," ucapnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.