Kompas TV nasional humaniora

62 Ton Obat-Obatan Didatangkan dari Indonesia untuk Jemaah Haji di Tanah Suci

Kompas.tv - 13 Mei 2024, 22:52 WIB
62-ton-obat-obatan-didatangkan-dari-indonesia-untuk-jemaah-haji-di-tanah-suci
Ilustrasi. Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menyiapkan 62 ton obat-obatan untuk jemaah haji di Tanah Suci. (Sumber: Kemenag)
Penulis : Dina Karina | Editor : Deni Muliya

MADINAH, KOMPAS.TV- Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menyiapkan 62 ton obat-obatan untuk jemaah haji di Tanah Suci.

Kasie Kesehatan KKHI Madinah, Muhammad Firdaus mengatakan, semua obat tersebut didatangkan dari tanah air. 

Pengadaan obat juga sudah memperhitungkan pola penyakit dan jumlah kebutuhan yang diperlukan.

Menurut Firdaus, penyakit yang paling banyak diderita jemaah haji pada tahun lalu adalah hipertensi, gangguan dislipidemia (gangguan lemak dan kolesterol), dan diabetes mellitus.

"Obat sebanyak 62 ton itu berasal dari stok pada 2023 dan penambahan kebutuhan obat di 2024. Jika nanti masih ada sisa, akan dilakukan stok opname lagi untuk kebutuhan 2025," kata Firdaus seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Senin (13/5/2024). 

Baca Juga: Jemaah Calon Haji Asal Subang Berinisiatif Tandai Koper dengan Pernak-Pernik

“Ada kebutuhan obat yang sifatnya vital, ada esensial, dan non esensial. Kalau vital itu ada penambahan sekitar 20 persen, vital misalnya jantung tambah 20 persen, esensial 20 persen, dan vitamin cukup 5 persen," tambahnya. 

Ia menerangkan, KKHI Madinah memiliki 26 dokter, termasuk dokter spesialis, dan 36 perawat.

Di KKHI Madinah, terdapat fasilitas ruang Unit Gawat Darurat (UGD) yang memiliki 10 tempat tidur, dan ruang High Care Unit (HCU) dengan kapasitas delapan tempat tidur.

Kemudian ruang rawat inap laki-laki dan perempuan yang masing-masing berkapasitas delapan belas tempat tidur.

KKHI juga menyediakan ruang khusus psikiatri yang memiliki delapan tempat tidur.

“Ruang khusus psikiatri ini selalu terisi. Kasusnya macam-macam, ada gangguan jiwa. Screening untuk psikiatri dimulai di tanah air, tapi di Arab Saudi gejala-gejalanya muncul,” tuturnya. 

Baca Juga: Kisah Yahya, Penjual Sandal Keliling Akhirnya Naik Haji dengan Istri Usai 12 Tahun Nabung

Firdaus menyampaikan, sebenarnya sebelum melunasi biaya perjalanan ibadah haji, jemaah telah menjalani pemeriksaan.

Tetapi, berbagai hal, mulai dari tekanan, cuaca yang panas, dan kondisi yang tidak nyaman, kadang membuat gangguan kejiwaan muncul.

Kepala KKHI Madinah Karmijono menambahkan, pada tahun lalu jemaah haji yang dirawat di HCU umumnya karena stroke, shock hipokolemik, dan shock kardiogenik.

KKHI menerapkan aturan, jemaah dirawat maksimal 3x24 jam. Jika tidak ada perubahan, dirujuk ke rumah sakit di Arab Saudi.

“Tapi, itu pun tidak saklek. Kalau 1 x 24 jam kok tidak ada perbaikan dengan pengobatan yang diberikan juga harus dirujuk. Keselamatan pasien harus diutamakan,” jelas Karmijono.

Ia melanjutkan, cuaca di Saudi sangat panas dan kering. Sehingga, jemaah sering tidak berkeringat saat beraktivitas, kadang juga jarang buang air kecil.

Baca Juga: Saat 100.000 Jemaah Umrah Indonesia Belum Kembali, Diduga Ada yang Hendak Haji Tanpa Visa

Kondisi ini perlu mendapat perhatian jemaah. Di tengah cuaca yang panas dan kering, jemaah perlu memperbanyak minum agar terhindar dehidrasi.

"Banyak jemaah haji yang tidak sadar sudah mengalami dehidrasi saat beraktivitas di Saudi," ungkapnya.

Dia mencontohkan jemaah haji sering merasa jarang buang air kecil. Kondisi itu bisa jadi karena dehidrasi.

"Itu tanda-tanda dehidrasi. Seharusnya, jemaah haji buang air kecil minimal setiap jam. Hal ini sebagai tanda tubuh terhidrasi dengan baik," ucapnya. 

"Mending sering ke toilet daripada sering ke rumah sakit," imbuhnya. 

Baca Juga: Ini Fasilitas Hotel Jemaah Haji di Madinah, Paling Jauh 350 Meter dari Masjid Nabawi

Ia pun mengimbau jemaah haji banyak mengkonsumsi air putih, meski tidak merasa haus.

Karmijono juga menganjurkan jemaah minum air zamzam yang tidak dingin agar bisa langsung diterima dengan baik suhu tubuh.

Selain itu, ia mengimbau jemaah haji lansia dan memiliki penyakit bawaan tak memaksakan diri untuk beribadah sunah agar tidak lelah.

Hal ini semata demi menjaga kesehatan jemaah menuju rangkaian puncak haji.

"Tidak ada petugas yang melarang jemaah untuk beribadah tetapi agar jemaah itu juga menyadari kemampuannya sendiri. Kalau memang sudah lelah, jangan dipaksa, tetap istirahat," tandasnya. 



Sumber :



BERITA LAINNYA



Close Ads x