BALI, KOMPAS.TV - Keluarga dari Putu Satria Ananta Rustika, taruna yang tewas akibat dianiaya senior di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran atau STIP Marunda Jakarta, mengaku hingga saat ini keluarga pelaku penganiayaan belum pernah menghubungi sekadar untuk meminta maaf.
Demikian diungkapkan Nengah Rusmini, ibunda korban Putu Satria Ananta Rustika. Nengah menegaskan hingga kini belum ada permintaan maaf dari keluarga korban.
“Belum, sampai sekarang saya wajahnya saja belum tau, keluarganya, ibunya, ayahnya, atau mungkin keluarga besarnya, sama sekali tidak ada permintaan maaf ke keluarga kami,” kata Nengah di Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024), dikutip dari Antara.
Baca Juga: Peran 3 Tersangka Baru Kasus Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Korban Ditunjuk Pertama agar Dipukul
Diketahui mahasiswa sekolah kedinasan Kementerian Perhubungan itu meninggal dunia pada Jumat (3/5) lalu akibat kekerasan dari seniornya.
Hingga saat ini, Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan sebanyak empat orang sebagai tersangka atas kasus penganiayaan terhadap Putu Satria yang berujung tewas.
Hampir sepekan kejadian tersebut, tidak ada satu pun keluarga dari pelaku berusaha menghubungi keluarga korban di Bali.
Sementara pada Jumat (10/5) esok, akan berlangsung upacara pengabenan jenazah Putu Satria di Desa Gunaksa.
“Sangat kecewa, keluarga pelaku tidak ada itikad baik sama sekali,” ujar Nengah Rusmini usai menerima kunjungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di rumah duka.
Baca Juga: Keluarga Putu Satria Ananta Rustika, Siswa yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup
Keluarga Putu Satria mengaku heran mengapa hal ini terjadi pada putra sulungnya yang baru berusia 19 tahun itu.
Padahal, kata Nengah, korban adalah siswa yang semangat bahkan menjadi panutan adik-adiknya untuk menempuh pendidikan di sekolah kedinasan.
Adik perempuannya yang bernama Kadek Ananta Pradnyaswari yang saat ini duduk di kelas 2 SMA 2 Semarapura bahkan sedang menyiapkan diri untuk mengikuti jejak kakaknya. Sebab, semasa hidup sang kakaklah yang memberi semangat dan arahan.
Nengah pun meminta keluarga pelaku agar mengajarkan anaknya kasih sayang terhadap sesame manusia.
“Artinya paling tidak kasih tahu lah anaknya, ajarkan kasih sayang kepada anaknya, itu manusia bukan binatang, hal apa yang diajarkan sehingga kok bisa anak saya diperlakukan seperti itu,” tutur ibunda korban sambil menahan tangis.
Baca Juga: Ungkap Bukti Baru, Kuasa Hukum Duga Tersangka Penganiayaan Siswa STIP hingga Tewas Lebih dari Satu
Rusmini sendiri tidak pernah menyangka banyak cerita di balik pendidikan anaknya di STIP Marunda. Sebab, selama ini setiap dihubungi dia selalu mengaku baik-baik saja.
Bahkan, setiap kesempatan pulang ke Bali, Putu Satria yang bertubuh tegap dan berotot sama sekali tidak mencerminkan mengalami kekerasan.
Untuk diketahui, setelah sebelumnya Polres Metro Jakarta Utara menetapkan TRS sebagai pelaku, ditetapkan tiga perlu lagi yang menjadi bagian dari kematian Putu Satria di toilet yaitu FA, KAK, dan WJP.
Baca Juga: Firasat Ibu Korban Penganiayaan STIP: Saya Sudah Tahu Pelakunya Lebih dari Satu
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.