JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Darwis Triadi tengah menjadi perbincangan publik usai memberikan komentar negatif mengenai Aksi Kamisan yang digelar pada Kamis (15/2/2024).
Fotografer senior tersebut mengomentari unggahan akun Instagram @hariankompas yang mengunggah foto Aksi Kamisan.
Aksi Kamisan yang digelar di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis kemarin digelar dengan para peserta aksi mengangkat kartu merah dan kuning sebagai simbol peringatan kepada pelanggar demokrasi.
Baca Juga: Hadiri Kamisan, Bivitri Sebut Ada Ancaman Usai Ungkap Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
Pada kolom komentar, Darwis menyinggung soal hasil hitung cepat atau quick count pemilu 2024.
“Wes tooo, pemilu wes rampung bu, tinggal tunggu KPU.. quick count juga sudah ada, trimo karo lapang dada, ora usah nggawe ribut malah.. ojo gelem dikongkon ngene.. pun kundur mawon,” tulis Darwis di kolom komentar.
(Sudah, pemilu sudah selesai bu, tinggal tunggu KPU. Quick count juga sudah ada, terima dengan lapang dada, tidak usah membuat keributan, jangan mau disuruh begini, sudah pulang saja).
Komentar tersebut langsung menjadi perhatian warganet. Sayangnya, saat ini komentar tersebut sudah tidak dapat ditemukan usai dihujani kritik warganet.
Darwis Triadi merupakan fotografer senior yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 15 Oktober 1954. Usianya saat ini 69 tahun.
Ia menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Penerbangan di daerah Curug, Tangerang pada 1975 dan mengantongi surat izin terbang pada 1978.
Melansir Tribunnews, Darwis merasa tidak cocok dengan profesi penerbang. Hal itulah yang membuatnya memutuskan untuk terjun ke dunia fotografi pada 1979. Ia belajar secara otodidak dari buku.
Pada 1980, Darwis Triadi memulai karier fotografinya dengan membuat foto untuk pamflet Hotel Borobudur. Kala itu, ia hanya bermodalkan kamera pinjaman dari teman, yakni Nikon F.
Pada 1981, ia bersama rekan-rekannya memamerkan hasil karya mereka di sebuah pameran. Tak disangka, Darwis mendapatkan tanggapan positif dari para pengunjung.
Baca Juga: Mahfud Bantah Komunikasi dengan Ganjar Retak, Sebut Ingin Terus Berjuang untuk Keadilan
Demi memperdalam ilmu fotografi, ia mengikuti kelas teknik pencahayaan dan teknik kamera di Jerman dan Swiss pada 1983.
Kemudian, pada tahun 1990, ia mempresentasikan karyanya di Photo Kina International Competition di Jerman. Setahun kemudian, majalah Vogue memajang karyanya pada artikel spesial tentang Indonesia.
Namanya semakin dikenal hingga ia ditunjuk untuk memotret Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Sumber : Kompas TV/Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.