JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah mengumumkan daftar nama para panelis yang akan bertugas dalam debat keempat Pilpres 2024. Debat akan berlangsung pada Minggu (21/1/2024) di Jakarta Convention Center, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Kesebelas panelis ini merupakan kombinasi dari akademisi dan praktisi yang diakui dalam bidang mereka masing-masing, memberikan bobot akademik dan praktikal pada pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada para calon.
Baca Juga: Rapat dengan KPU dan Bawaslu, DPR Dalami Proses Rekapitulasi Suara Pemilu 2024
Menjelang debat, panelis akan menjalani karantina selama dua hari.
“Untuk panelis, kami sudah mendapatkan konfirmasi kesediaan dari 11 orang yang akan kami karantina, nanti tanggal 19 (Januari) hari Jumat,” kata Komisioner KPU August Mellaz dikutip dari Kompas.com, Rabu (17/1/2024).
Baca Juga: Alasan Mahfud MD Tidak Akan Usut Peretas Akun Instagram Pribadi Dirinya
Debat kali ini akan mengangkat tema pembangunan keberlanjutan, lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, serta pembangunan desa.
Para panelis ini bertanggung jawab untuk merumuskan pertanyaan yang akan menguji pemahaman dan rencana para calon terkait isu-isu tersebut.
Baca Juga: Isu Energi jadi Tema Debat Keempat Cawapres, Apa Saja yang Ditawarkan Para Paslon?
Prof. Abrar Saleng - Ahli Hukum Agraria dan Sumber Daya Alam dari Universitas Hasanuddin
Lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 19 April 1963.Kendati seringkali ditawari untuk menjadi hakim, ia tetap pada pilihannya untuk berkarier dalam dunia pendidikan.
"Dari dulu memang mau jadi dosen,” jelas Abrar dikutip dari Tribun Timur, Rabu (17/1).
Dengan gelar-gelar akademiknya yang mencakup Sarjana, Magister, dan Doktor Hukum, Prof Abrar memiliki pengalaman karir sebagai dosen sejak tahun 1989 hingga saat ini.
Dr. Arie Sudjito - Sosiolog Pedesaan dan Dosen Fisipol di Universitas Gadjah Mada
Sejak tahun 1999, Dr. Arie Sujito telah menjalani karir sebagai seorang sosiolog dan dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada (UGM), meraih gelar sarjana sosiologi pada tahun 1997, magister sosiologi pada tahun 2004, dan menyelesaikan program doktoral sosiologi di UGM pada tahun 2014.
Selain aktif dalam dunia akademik, melansir situs UGM, Dr. Arie Sujito juga memegang peran kunci sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni di UGM.
Dalam kapasitasnya sebagai pengamat politik, minat penelitian utamanya mencakup Demiliterisasi dan Desentralisasi, Dinamika Politik Lokal Indonesia, Pengembangan Desa dan Penguatan Ekonomi Lokal, serta Pengembangan Good Governance dalam Konteks Otonomi Desa.
Prof. Arif Satria - Ahli Ekologi Politik dan Rektor Institut Pertanian Bogor
Arif Satria meraih gelar sarjana di Ilmu-Ilmu Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1995, diikuti dengan gelar magister di bidang Sosiologi Pedesaan dari institusi yang sama pada tahun 1999.
Dikutip dari situs IPB, Arif melanjutkan pendidikan tinggi dengan meraih gelar doktor di Kagoshima University, Jepang, dengan spesialisasi di Department of Marine Social Science pada tahun 2006.
Ia juga berkontribusi dalam berbagai organisasi seperti Fisheries Center di University of British Columbia, Kanada pada tahun 2004 dan Lab. of International Marine Policy di Kagoshima University, Jepang pada tahun 2000.
Dewi Kartika - Ahli Agraria dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria
Dewi Kartika adalah seorang aktivis agraria yang aktif terlibat dalam berbagai kampanye pendidikan dan organisasi kemasyarakatan di Indonesia. Ia menjadi anggota Komite Pembaruan Agraria (KPA) pada tahun 2007.
Sebagaimana dikutip dari Land Coalition, KPA adalah sebuah organisasi masyarakat yang berkomitmen untuk memperjuangkan reforma agraria. Organisasi ini didirikan pada tanggal 24 September 1994 di Bandung dan memiliki anggota yang terdiri dari 173 organisasi, termasuk 96 organisasi rakyat dan 77 organisasi non-pemerintah.
Pada tahun 2011, Dewi Kartika mendapatkan beasiswa untuk studi transisi agraria di Institute of Social Study (ISS) di Den Haag, Belanda.
Fabby Tumiwa - Ahli Transisi Energi dan Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform
Fabby Tumiwa adalah seorang ahli strategi transisi energi yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institut Energi dan Sumberdaya Terbarukan (IESR). Ia adalah salah satu pendiri IESR pada tahun 2006 dan telah memimpin lembaga tersebut sejak awal pendiriannya.
Dikutip dari IESR, lebih dari 20 tahun, Fabby Tumiwa telah aktif dalam melakukan berbagai penelitian serta advokasi kebijakan dan regulasi di sektor energi.
Ia khususnya dikenal sebagai advokat untuk energi terbarukan, memberikan nasihat kepada berbagai lembaga pemerintah Indonesia, bisnis, organisasi non-pemerintah, dan organisasi pembangunan multilateral dalam berbagai aspek seperti regulasi ketenagalistrikan, kebijakan energi terbarukan, kebijakan efisiensi energi, dan kebijakan perubahan iklim.
Prof. Hariadi Kartodihardjo - Ahli Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di IPB
Profesor Hariadi adalah Guru Besar Tetap di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan di IPB University. Sebagaimana dikutip dari situs CTSS IPB, Hariadi memegang jabatan sebagai Penasehat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan di bidang Kebijakan Tatakelola dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam serta berperan sebagai Tenaga Ahli dalam Kajian Perum Perhutani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Beberapa penelitian unggulannya mencakup kajian kesiapan daerah dalam penanggulangan korupsi dalam pelaksanaan REDD+, analisis tata kelola perkebunan sawit, evaluasi risiko korupsi dalam industri kayu komersial di Kalimantan Timur, dan penelitian mengenai sistem perizinan di sektor sumberdaya alam dengan studi kasus pada sektor kehutanan.
Prof. Ridwan Yahya - Ahli Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Guru Besar Teknologi Hasil Hutan di Universitas Bengkulu
Dikutip dari unib.ac.id, Ridwan Yahya adalah seorang akademisi yang memiliki pengalaman mengajar dalam berbagai mata kuliah seperti Teknologi Hasil Hutan, Teknologi Pengolahan Kayu, Struktur dan Sifat Kayu, Sifat-Sifat Dasar Kayu, serta berbagai topik khusus seperti dimensi serat, kimia kayu, sifat pulp dan kertas, serta Teknologi Pulp dan Kertas.
Selain itu, ia juga aktif dalam bidang penelitian dan pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Kehutanan di Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu pada beberapa periode, serta menjadi anggota berbagai organisasi penelitian kayu di Indonesia dan internasional.
Organisasi mencakup Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia, Technical Association of the Pulp and Paper Industry of the Philippines (TAPPIP), dan Japan Society for Promotion of Science (JSPS) Core University Program in the Field of Wood Science and Technology.
Rukka Sombolinggi - Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
Rukka Sombolinggi adalah Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), organisasi kemasyarakatan independen yang anggotanya terdiri dari komunitas-komunitas Masyarakat Adat dari berbagai wilayah di Nusantara.
Dikutip dari ppid.jayapurakab.go.id, Rukka terpilih kembali sebagai pemimpin AMAN untuk periode 2022 - 2027, dan dalam perannya sebagai Sekjen AMAN, ia memiliki tujuan untuk mendorong motivasi bersama masyarakat adat dalam upaya membebaskan diri dari segala bentuk penyaderaan dan untuk mewujudkan Undang-Undang (UU) tentang Masyarakat Adat.
Pendidikan tingginya diawali di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan, dengan jurusan Pertanian. Setelah itu, Rukka melanjutkan pendidikan magisternya di bidang Ilmu Politik di Universitas Chulalongkorn, Thailand.
Prof. Sudharto P. Hadi - Pakar Manajemen Lingkungan dan Mantan Rektor Universitas Diponegoro
Profesor Sudharto P. Hadi adalah pakar Manajemen Lingkungan dan Mantan Rektor Universitas Diponegoro. Ia menyelesaikan gelar Sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro pada tahun 1979.
Sudharto kemudian melanjutkan studi pasca sarjana di Faculty of Environmental Studies, York University, Toronto, Kanada pada tahun 1989, meraih gelar Master in Environmental Studies (MES) dengan tesis Comparative Analysis of Social Impact Assessment: Indonesia and Canada.
Sudharto juga mengejar gelar doktor di School of Community and Regional Planning, University of British Columbia (UBC), Vancouver, Kanada, dengan disertasinya berjudul The Process, the Impact, and the Alternatives of Industrial Development in Central Java, Indonesia pada tahun 1993.
Ia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Diponegoro untuk periode 2010 - 2014. Saat ini, beliau masih aktif mengajar di berbagai program tingkat Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3) di Universitas Diponegoro dan beberapa universitas lainnya, dengan fokus kajiannya meliputi perencanaan/manajemen lingkungan, etika lingkungan, dan resolusi konflik lingkungan.
Prof. Sulistyowati Irianto - Guru Besar Antropologi Hukum di Universitas Indonesia
Guru Besar Antropologi Hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) ini merupakan wanita yang sangat aktif dalam mengembangkan kajian gender dan hukum. Dia meraih gelar Magister Antropologi Hukum dari Universitas Leiden dan Universitas Indonesia pada tahun 1985 dan lulus pada tahun 1990.
Sebagaimana dikutip dari situs FH UI, selain aktif mengajar di program Kajian Gender dan program Ilmu Kepolisian di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Prof. Sulistyowati Irianto juga memiliki pengalaman sebagai visiting researcher/professor dalam CORE University Program oleh JSPS and NRCT di Kyoto University untuk Program on Changing Families in Asia pada tahun 2007-2009.
Sulistyuwati juga merupakan peneliti dan visiting professor di bidang hukum keluarga di Van Vollenhoven Institute - Leiden Law School selama program pascadoktoralnya dari tahun 2010 hingga 2013.
Tubagus Furqon Sofhani - Ahli Perencanaan Wilayah dan Pedesaan dari Institut Teknologi Bandung
Tubagus lahir di Serang, Banten, pada 21 Oktober 1966. Menurut catatan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), ia meraih gelar Sarjana (S1) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1991. Setelah itu, Tubagus melanjutkan studi untuk gelar Magister (S2) di Institute of Social Studies, Den Haag, Belanda, dan berhasil lulus pada tahun 1996. Gelar Doktor (S3) diraihnya pada tahun 2006 dari University of Illinois, Amerika Serikat (AS).
Sebagaimana dikutip dari Tribunnews, Tubagus memiliki pengalaman beragam, termasuk sebagai Kepala Pusat Penelitian Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah di ITB selama satu tahun pada 2017, menjadi anggota Komisi Perencanaan Kota Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, pada 2015-2019, serta menjabat sebagai Ketua Program Magister Kajian Pembangunan di Fakultas Perencanaan Arsitektur dan Pengembangan Kebijakan ITB dari 2018 hingga 2020. Saat ini, ia menjadi anggota Senat Akademik ITB.
Baca Juga: Jelang Debat Cawapres, Food Estate Jadi Sorotan!
Untuk mengatur jalannya debat, KPU telah menunjuk dua moderator wanita yang kompeten. Retno Pinasti dari SCTV dan Zilvia Iskandar dari Metro TV akan bertindak sebagai moderator pada debat ini.
Mereka akan mengatur alur debat, membaca pertanyaan dari panelis, serta memastikan debat berlangsung dengan lancar dan tertib.
Retno Pinasti, dengan pengalaman sebagai Editor in Chief di SCTV dan Indosiar, serta perannya di Emtek, dikenal memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang kuat. Sementara itu, Zilvia Iskandar, sebagai news anchor Metro TV, dikenal akan kemampuan komunikasinya yang efektif.
Keduanya akan memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan dari panelis disampaikan dengan jelas dan memberikan kesempatan yang adil kepada setiap kandidat untuk menjawab.
Moderator juga memiliki tugas penting untuk menjaga agar debat berjalan sesuai aturan dan etika.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.