“Bahkan spesifik nggak hanya soal pelanggaran HAM yang berat tapi di mana lokasi kuburan. Oleh karenanya, memang itu suara dari publik, dari masyarakat, yang kita tanyakan,” kata dia.
Mengenai jawaban Prabowo yang dinilai tidak tegas oleh ganjar, lanjut Anam, itu sebenarnya sederhana.
“Daripada Pak Prabowo maupun Pak Ganjar berdebat tidak ada ujungnya, misalnya begitu ya. Itu bisa diselesaikan oleh Komnas HAM.”
“Tinggal cek di rekam jejak Komnas HAM, apakah ketika ada pemanggilan terhadap Pak Prabowo, Pak Prabowo datang atau tidak,” tambahnya.
Hal itu, kata dia, dapat mengukur apakah yang bersangkutan punya komitmen patuh terhadap hukum dan hak asasi manusia.
Ia juga menjawab pertanyaan Viva Yoga, juru bicara Tim Kampanye Naional (TKN) Prabowo-Gibran yang juga menjadi narasumber dalam dialog tersebut.
Baca Juga: Cawapres Mahfud MD soal Performa Capres Ganjar Pranowo di Debat Pilpres: Pertanyaan Dijawab Baik
Viva Yoga mengatakan isu itu selalu muncul setiap lima tahun sekali.
“Betul katanya Mas Viva Yoga, bahwa ini setiap lima tahun jadi momen, jadi momen. Itu juga disuarakan ketika kami ketemu sama masyarakat.”
“Tapi mereka bilang, sebenarnya itu nggak tepat juga, karena hampir setiap minggu payung hitam di depan istana juga menyuarakan aksi-aksi hak asasi manusia,” tuturnya.
Tapi, lanjut dia, memang karena momen saat ini , vibrasinya menjadi lebih besar.
“Itu mengapa kok kami tanyakan pada Pak Prabowo.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.