Kompas TV nasional hukum

Jejak Kasus Kopi Sianida (II): Dua Sahabat Karib dan Curhatan Berakhir Kematian

Kompas.tv - 10 September 2023, 06:57 WIB
jejak-kasus-kopi-sianida-ii-dua-sahabat-karib-dan-curhatan-berakhir-kematian
Jessica Kumala Wongso (kiri) dan Wayan Mirna Salihin (kanan). Keduanya dikenal sebagai teman dekat sebelum Mirna dinyatakan meninggal karena racun sianida pada 6 Januari 2016. Pengadilan menyatakan Jessica adalah orang yang menuang racun sianida di es kopi vietnam yang diminum Mirna. (Sumber: News.com.au)
Penulis : Dian Nita | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin oleh sahabatnya Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia Jakarta, yang dikenal dengan kasus kasus kopi sianida pada 2016 silam, masih menjadi perhatian publik. Netflix bahkan akan menayangkannya dalam film dokumenter akhir September ini. 

Kasus ini melibatkan dua sahabat dekat sejak di Jakarta hingga mereka menempuh pendidikan tinggi di Billy Blue College of Design, sebuah universitas di Australia yang khusus mempelajari Desain Komunikasi, Desain Media Digital hingga Desain Interior Komersial.

Persahabatan keduanya tak ada yang menyimpang. Saat kuliah, Jessica berkenalan terlebih dahulu dengan Boon Juwita alias Hani pada tahun 2006. Setahun kemudian barulah mereka kedatangan teman baru yang sama-sama berasal dari Indonesia, Wayan Mirna Salihin.

 

Kebersamaan Jessica, Mirna dan Hani layaknya seperti teman kuliah pada umumnya, mengerjakan tugas bersama, makan siang bersama hingga ngopi bersama. Meskipun kegiatan tersebut tidak dilakukan setiap hari, atau bahkan satu minggu sekali, namun jalinan komunikasi mereka terbilang baik.

Dalam wawancara setelah Mirna meninggal, Jessica sempat mengatakan pengalaman yang paling berkesan dengan Mirna di Australia adalah ketika mereka pergi mencari tempat minum kopi bersama.

Meskipun berteman akrab, Jessica menganggap hubungannya dengan Mirna tidak cukup dekat  untuk saling mencurahkan masalah pribadi satu sama lain.

“Tidak begitu dekat, tidak sampai curhat-curhatan,” kata Jessica pada 1 Februari 2016.

Pada tahun 2008 ketika mereka lulus dari Billy Blue College of Design, Hani lebih dahulu pulang ke Indonesia, meninggalkan kedua temannya.

Karena dalam kelompok pertemanan mereka berkurang satu, Jessica dan Mirna semakin akrab dibanding sebelumnya. Namun, hal itu tidak bertahan lama karena Mirna juga memilih untuk pulang ke Indonesia di tahun yang sama. Mirna melanjutkan kehidupannya di Tanah Air dengan menikahi teman kuliahnya, Arief Soemarko. Mereka menikah di Bali pada 2015.

Sosok Wayan Mirna Salihin

Wayan Mirna Salihin adalah putri pasangan Edi Dermawan Salihin dan Ni Ketut Sianti. Ia memiliki saudara kembar bernama Made Sandy Salihin. Mereka merupakan keluarga yang bisa dibilang berada.

Baca Juga: Jejak Kasus Kopi Sianida (I) : Pembunuhan di Kafe Olivier Versi Netflix

Ayah Mirna, Edi Dermawan Salihin merupakan Direktur Utama PT. Fajar Indah Cakra Cemerlang, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman dokumen dan barang. Sementara ibunya berasal dari Gianyar, Bali.

Lahir di Jakarta, Mirna menempuh pendidikan dasar di Jubilee School, sekolah internasional dengan berbagai jenjang pilihan mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA. Setelah lulus tahun 2005, ia kemudian terbang ke Australia.

Jessica Kumala Wongso dan Laporan Polisi Australia 

Jessica Kumala Wongso adalah anak bungsu dari pasangan Imelda Wongso dan Winardi Wongso yang merupakan pengusaha plastik untuk onderdil sepeda asal Jakarta.

Jessica memiliki dua kakak yang sudah menjadi warga negara Australia. Satu keluarga itu mendapatkan status permanent resident semenjak pindah dari Indonesia ke Sydney pada tahun 2008.

Kehidupan Jessica di negara Kanguru itu terungkap saat proses persidangan kasus pembunuhan Mirna Salihin. Melalui kesaksian John Jesus Torres, anggota kepolisian federal Autralia, Jessica memiliki 14 catatan kasus selama tinggal di negara itu.

Berikut i rincian catatan kepolisian tersebut.

1. Laporan pada 5 Juni 2008, Jessica melaporkan kehilangan barang miliknya di sebuah stasiun kereta api kepada Kepolisian Sydney.

 2. Laporan pada 23 maret 2014 bahwa Jessica diberhentikan Kepolisian Australia karena mengendarai kendaraan bermotor di bawah pengaruh alkohol dan dinyatakan melanggar Undang-undang Perhubungan Darat.

3. Laporan pada 28 Januari 2015 dari Patrick O'Connor atas percobaan bunuh diri oleh Jessica menggunakan pisau.

4. Laporan pada 29 Januari 2015 dari Patrick O'Connor atas percobaan bunuh diri oleh Jessica yang dikirimkan melalui e-mail kepada pihak ketiga.

5. Laporan pada 22 Agustus 2015 di mana Jessica menabrak sebuah bangunan. Dia diketahui mengendarai kendaraan di bawah pengaruh alkohol yang memiliki konsentrasi tinggi.

6. Laporan pada 26 Oktober 2015 dari Patrick O'Connor atas percobaan bunuh diri oleh Jessica dengan racun karbondioksida.

7. Laporan pada 15 November 2015 dari Patrick O'Connor atas percobaan bunuh diri oleh Jessica.

8. Laporan pada 16 November 2015 dari Patrick O'Connor atas percobaan bunuh diri oleh Jessica. Polisi menemukan obat-obatan dosis tinggi di kamar Jessica.

9. Laporan pada 21 November 2015 dari Patrick O'Connor atas percobaan bunuh diri oleh Jessica. Polisi menemukan tiga surat terkait bunuh diri yang ditulis Jessica yang ditujukan kepada O'Connor, keluarga, dan rekan-rekannya.

10. Laporan pada tanggal 24 November 2015 dari Patrick O'Connor yang melaporkan Jessica memiliki masalah kejiwaan serius dan selalu mengancamnya melalui telepon dan pesan singkat bahwa dia akan bunuh diri.

11. Laporan pada 25 November 2015 yang dibuat atas respons dari laporan sebelumnya yang memerintahkan untuk mengekang perilaku Jessica di masa mendatang.

12. Laporan pada 25 November 2015 dari Patrick O'Connor atas kerusakan kendaraan miliknya yang diduga dilakukan oleh Jessica. Namun, polisi tidak dapat membuktikan bahwa Jessica pelakunya.

13. Laporan pada 29 Oktober 2015 dari Kristie Louise Carter, atasan Jessica saat bekerja di New South Wales Ambulance. Kristie menghubungi polisi dan menyatakan Jessica tidak datang bekerja. Ada kekhawatiran Jessica akan menyakiti dirinya sendiri.

14. Laporan pada 16 Desember 2015 terkait dengan surat perintah penahanan sementara yang dibuat kepolisian dan harus ditandatangani Jessica.

Hubungan Keduanya Retak

Kepulangan Mirna ke Indonesia pada tahun 2008, tidak membuat jalinan hubungannya dengan Jessica putus begitu saja. Mirna sering berkunjung ke Australia untuk mengurusi berbagai hal. Jessica mengaku, Mirna selalu mencarinya ketika sedang berada di Australia.

Baca Juga: Perjalanan Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso Jadi Dokumenter Netflix, Tayang September 2023

Mirna beberapa kali  datang dengan calon suaminya, Arief Soemarko pada tahun 2012, juga bersama ibu dan adiknya. Mirna terakhir kali ke Australia sendirian pada tahun 2014. Pada tahun itulah yang diduga menjadi awal keretakan hubungan Jessica dan Mirna.

Peristiwa yang terjadi pada bulan Oktober 2014 itu pernah diceritakan oleh Arief Soemarko dalam wawancara kepada Kompas TV pada 19 Juli 2016. Arief mengatakan, Mirna saat itu bertemu dengan Jessica di Australia.

Jessica yang disebut jarang curhat masalah pribadi, saat itu mengungkapkan perasaannya kepada Mirna mengenai sifat pacarnya yang suka mengonsumsi narkoba, kerap mengutang dan berlaku kasar.

Mirna yang memiliki sifat blak-blakan langsung menyuruh Jessica untuk meninggalkan pacarnya tersebut.

“Mungkin agak kasar penyampaian Mirna ke Jessica. ‘Kok lu **** banget sih, lu mau sama cowok kayak begini? Kan udah ngasarin lu, ngutangin lu, narkobaan, lu mending cari yang lain’,” kata Arief menirukan perkataan Mirna kepada Jessica.

Setelah Mirna mengatakan hal tersebut, Jessica tidak merespons apapun dan langsung pergi meninggalkan Mirna. Arief menduga, Jessica tersinggung dengan perkataan Mirna. Padahal menurut Arief, Mirna hanya ingin menasehati Jessica agar mendapatkan pacar yang lebih baik

Sejak saat itu, Jessica sama sekali tidak pernah menghubungi Mirna baik melalui telepon genggam maupun secara langsung, begitupun sebaliknya.

Baru pada 5 Desember 2015, Jessica kembali mengajak Mirna untuk bertemu di Indonesia. Mirna mengira, Jessica sudah tidak marah lagi kepadanya.

Sebelum pertemuan itu terjadi, Mirna mengajak Arief yang sudah menjadi suaminya untuk menemaninya bertemu dengan Jessica. Kata Arief, Mirna takut dengan Jessica sehingga tidak ingin menemui Jessica seorang diri.

Pada 8 Desember 2015, Mirna dan Arief bertemu dengan Jessica di Jakarta. Saat itu, pasangan yang baru menikah ini, mendapati Jessica tidak seperti biasanya. Gerak-geriknya seperti mengindikasikan ada sesuatu yang dipendam.


 

“Waktu itu kan saya ada di sana, itu tuh suasananya waktu bertemu itu tidak friendly (ramah-red), kayak seolah-olah dia tidak ada emosi gitu, kayak omongan dia tidak sebanding dengan emosi yang dia pancarkan, kayak ada yang disembunyikan di hatinya,” kata Arief menceritakan suasana saat ia dan Mirna bertemu dengan Jessica.

Baca Juga: Putusan Kasus Kopi Sianida Jadi Amunisi Sambo, Pakar Hukum: Berbeda Kasusnya, Tak Ngaruh ke Hakim

Semenjak itu, hubungan dua sahabat itu seperti saling menjauh. Dari berbagai fakta persidangan terungkap, inilah awal mula kasus pembunuhan melalui kopi vietnam itu bermula. (Baca bagian Jejak Kasus Kopi Sianida (V): Curahan Hati Jessica Wongso dan Hukuman 20 Tahun Penjara)  




Sumber : Kompas TV, berbagai sumber




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x