FIUGGI, KOMPAS.TV — Uni Eropa mendesak Israel untuk segera menerima kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok militan Hizbullah di Lebanon.
Dalam pertemuan tingkat tinggi kelompok negara-negara maju G7 di Italia, diplomat tertinggi Uni Eropa Josep Borrell menegaskan bahwa semua kekhawatiran keamanan Israel telah diakomodasi dalam kesepakatan yang dirancang oleh Amerika Serikat dan Prancis.
“Tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan gencatan senjata. Jika tidak, Lebanon akan runtuh,” ujar Borrell, Selasa (26/11/2024), dikutip dari The Associated Press.
Ketegangan di Lebanon meningkat setelah perang pecah antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023.
Serangkaian serangan balasan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon selatan telah menewaskan lebih dari 3.500 orang dan melukai lebih dari 15.000 lainnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Lebanon.
Di pihak Israel, korban jiwa mencakup 90 tentara dan hampir 50 warga sipil akibat serangan roket dan drone Hizbullah.
Dalam kesepakatan yang dimediasi AS dan Prancis, komite pelaksana gencatan senjata akan dipimpin oleh AS dengan partisipasi Prancis atas permintaan Lebanon.
Namun, kabinet keamanan Israel dilaporkan masih mempertimbangkan proposal ini. Salah satu poin krusial adalah tuntutan Israel untuk mempertahankan hak mengambil tindakan jika Hizbullah melanggar kesepakatan.
Borrell menyoroti pentingnya tekanan internasional terhadap elemen ekstremis di pemerintahan Israel yang menolak gencatan senjata.
Baca Juga: Konflik Israel-Hizbullah Makin Memanas, 52 Orang Tewas dalam Serangan Udara di Lebanon
“Jika tidak segera diimplementasikan, tidak hanya Lebanon yang terancam hancur, tetapi stabilitas kawasan juga akan terganggu,” ujar Borrell.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.