Selain itu, Borrell meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera meloloskan resolusi untuk memastikan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Ia menggambarkan situasi di sana sebagai “krisis kemanusiaan mendesak,” di mana bantuan telah sepenuhnya terhenti.
Isu lain yang mewarnai pertemuan G7 adalah dakwaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya.
Tuduhan itu mencakup penggunaan kelaparan sebagai senjata terhadap warga sipil Palestina.
Meskipun enam dari tujuh anggota G7 mendukung ICC, AS yang merupakan sekutu utama Israel menolak dakwaan tersebut.
Italia, sebagai tuan rumah, juga menyatakan keprihatinannya bahwa dakwaan itu bisa mempersulit solusi damai di Timur Tengah.
Sementara pertemuan G7 hari pertama didominasi isu Timur Tengah, perhatian beralih ke Ukraina pada hari kedua.
Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha melaporkan serangan Rusia terhadap infrastruktur energi negaranya menggunakan rudal balistik hipersonik eksperimental.
“Kami ingin menegaskan kembali solidaritas G7 terhadap Ukraina. Dukungan untuk Kyiv tetap menjadi prioritas,” kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani.
G7 telah menjadi pendukung utama Ukraina sejak invasi Rusia pada 2022. Namun, kekhawatiran muncul terkait perubahan kebijakan AS jika mantan Presiden Donald Trump kembali berkuasa.
Trump sebelumnya mengkritik bantuan miliaran dolar AS untuk Ukraina dan mengindikasikan ia akan menekan Kyiv untuk menyerahkan wilayah yang diduduki Rusia.
Baca Juga: 6 Tentara Israel Bunuh Diri, Gegara Tekanan Psikologis Perang di Gaza dan Lebanon Tak Kunjung Usai
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.