JAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Hibnu Nugroho mengatakan penasihat hukum masih terus berusaha untuk meringankan vonis hukuman mati Ferdy Sambo dalam sidang banding yang digelar pada 12 April mendatang.
"Semua masih berharap. Jadi Sambo masih berusaha sepenuhnya untuk mendapatkan suatu hukuman yang lebih ringan, paling tidak seumur hidup atau paling tidak 20 tahun," kata Hibnu kepada Kompas TV, Kamis (9/3/2023).
Ia menyebut, upaya meringankan vonis mati itu terus dilakukan pihak Ferdy Sambo, terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
"Itu usaha yang terus dilakukan oleh Sambo, baik dengan saksi yang dihadirkan ataupun melalui tafsir hukum tentang (Pasal) 340 (KUHP). Jadi itu masih dimungkinkan dalam peradilan ini, apa yang dilakukan oleh penasihat hukum itu semaksimal mungkin," terangnya merujuk pasal tentang pembunuhan berencana.
"Karena bagaimana pun juga, dia berpikir mencari hukuman yang paling ringan di antara dakwaan Pasal 340, atau bahkan Pasal 338. Tapi itu sulit, karena peradilan kita juga mempertimbangkan suara masyarakat," imbuhnya.
Sementara mengenai peluang Ferdy Sambo mendapatkan keringanan vonis atau justru malah pengadilan banding menguatkan vonis di Pengadilan Negeri, Hibnu mengatakan hal tersebut tergantung dari bukti atau saksi yang dihadirkan.
"Ya sepanjang bukti yang diajukan penasihat hukum bernilai atau tidak, mempunyai kekuatan hukum atau tidak. Kalau memang tidak, ya berarti putusan pengadilan banding nanti akan menguatkan apa yang dilakukan oleh putusan Pengadilan Negeri," jelasnya.
Lebih lanjut Hibnu menyatakan, putusan atas banding yang diajukan eks jenderal bintang dua itu punya tiga kemungkinan hasil.
"Karena ada tiga kemungkinan putusan banding itu: menguatkan putusan Pengadilan Negeri, mengubah putusan Pengadilan Negeri, atau mengubah, menambah dan mengadili sendiri terhadap putusan di banding," sebutnya.
"Jadi artinya, Pengadilan Tinggi masih mengadopsi putusan pada Pengadilan Negeri," imbuhnya.
Baca Juga: Putusan Banding 12 April, Apakah Sambo Cs Masih Memiliki Celah untuk Dapatkan Vonis Lebih Ringan?
Seperti diketahui, mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo divonis mati dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir N Yosua Hutabarat.
Sambo tak sendiri. Tiga terdakwa lainnya, yakni Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf, dan Bripka Ricky Rizal juga telah mendapatkan vonis.
Putri Candrawathi divonis 20 tahun penjara, Kuat Ma'ruf divonis 15 tahun penjara, sedangkan Ricky Rizal divonis 13 tahun penjara.
Sementara Richard Eliezer yang menjadi justice collaborator divonis 1,5 tahun penjara.
Kecuali Eliezer, keempat terdakwa pembunuhan Yosua Hutabarat telah mengajukan banding atas vonis yang mereka terima.
Hibnu pun mengatakan bahwa hasil banding keempatnya kemungkinan dibacakan bersamaan secara terbuka pada 12 April mendatang.
"Sangat mungkin, karena asas hukum kita adalah peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan. Kedua, dari asas cepat tersebut, skema Mahkamah Agung merekomendasikan maksimal suatu perkara banding itu tiga bulan," ujarnya.
"Dengan demikian, kalau seandainya tadi Humas Pengadilan Tinggi menyampaikan tanggal 12 April, maka pengadilan banding sangat luar biasa karena hanya satu bulan satu minggu," tutur Hibnu.
Baca Juga: Catat! Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan 12 April 2023
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.