Baca Juga: Ferdy Sambo Merasa Putri Candrawathi Terancam Pemberitaan Media Massa, LPSK: Itu Bukan Ancaman
“Saya sendiri lagi mengira-ngira, tapi yang jelas dia (Bharada E) memejamkan mata,” kata Deolipa.
Sebab, cerita Deolipa, saat Bharada E diperintah Irjen Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J masih dalam kondisi hidup dengan posisi telapak tangan menyatu di belakang kepala.
“Brigadir Yosua berlutut begini (posisi telapak tangan menyatu di belakang kepala -red), masih hidup, ketakutan,” ucap Deolipa.
“Kata Richard, kata Eliezer, dia (Brigadir J) berlutut di depannya Sambo, di depannya Yosua.”
Kondisi situasional tersebut, kata Deolipa membuat Bharada E bingung atas perintah tanpa akal atasannya untuk menembak Brigadir J.
Baca Juga: Dianggap Buat Laporan Palsu, Ferdy Sambo dan Putri C akan Dilaporkan Balik ke Polisi oleh Kamaruddin
“Yang ditembak siapa? Teman tidurnya satu kamar, setiap hari mereka tidur bareng dari tanggal 2 Juli sampai 8 (Juli) pagi,” kata Deolipa.
Sehingga ketika itu, kata Deolipa, Bharada E mendapat seruan dari Irjen Ferdy Sambo berkali-kali untuk segera menembak Brigadir J.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.