Menurut Paul, tubuh akan mencoba memecah jaringan dan menggunakan nutrisi yang tersimpan untuk mempertahankan kehidupan selama mungkin.
Caranya, dengan memanfaatkan glukosa apa pun yang tersisa. Dalam beberapa jam pertama, targetnya glukosa dalam darah Anda.
Setelah itu, glikogen yang membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk habis.
Di sisi lain, tubuh harus melakukan ketosis, yang bisa membuat berat badan turun secara signifikan dan menyebabkan kalian mengalami gejala awal kelaparan seperti pusing dan kelelahan.
Tubuh dapat menghabiskan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk menghabiskan simpanan lemak, tergantung pada seberapa banyak yang ada.
Tapi begitu lemak hilang, satu-satunya yang tersisa untuk dibakar dalam tubuh adalah protein di dalam otot Anda, termasuk otot jantung.
Akibatnya, risiko serangan jantung bisa meningkat.
Setelah tubuh mulai membakar protein, kesehatan akan menurun dengan sangat cepat menyebabkan berbagai masalah seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular, gagal organ yang bila tidak segera diobati bisa berakibat fatal.
Sementara bila tubuh kekurangan air, maka tak ada mekanisme serupa Anda memecah jaringan untuk menggantikan bahan bakar dari makanan.
Dalam beberapa jam setelah tidak minum, tubuh dapat mulai mengalami gejala dehidrasi termasuk haus, kulit kering, pusing yang seiring waktu bisa berkembang menjadi kebingungan, kegagalan organ.
Baca Juga: Ketika Pandemi Tak Kunjung Sirna, Gotong Royong adalah Cara Bertahan Hidup Warga
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.