JAKARTA,KOMPAS TV - Kasus penikaman yang menimpa Syekh Ali Jaber mengungkapkan fakta baru. Pelaku penikaman bernama Alfin Andrian (24) ternyata sudah menyusun rencana untuk membunuh ulama asal Madinah, Arab Saudi tersebut.
Seperti diketahui, Syekh Ali Jaber ditikam ketika berceramah di Masjid Falahudin, Bandar Lampung, Lampung pada Minggu 13 September 2020.
Pelaku berusia 24 tahun itu kini telah diamankan pihak berwajib, dan terus menjalani pemeriksaan terkait dengan perbuatannya itu.
Baca Juga: Dua Tim Dokter Terlibat dalam Observasi Kejiwaan Penusuk Syekh Ali Jaber
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan setelah dilakukan pendalaman, ada bukti yang memperkuat pelaku merencanakan terlebih dahulu percobaan pembunuhan terhadap Syekh Ali Jaber.
Adapun bukti tersebut, terlihat dari senjata tajam atau pisau yang dibawa pelaku dari rumah untuk menusuk korban yang tengah berceramah.
"Tersangka ini sudah ada suatu perencanaan untuk melakukan suatu pembunuhan," kata Pandra dikutip dari YouTube Lampung TV yang diakses pada Kamis, (17/9/2020).
Pandra menjelaskan, rencana yang sudah disusun tersebut didahului pelaku menyiapkan senjata tajam dengan mengambilnya dari rumah.
Baca Juga: Penusuk Syekh Ali Jaber Sehat, Polisi Pastikan Bisa Dihukum, Terancam Lebih dari 5 Tahun Penjara
"Didahului dengan menyiapkan mengambil senjata tajam dari rumah tersangka," ujarnya
Selain senjata, Pandra juga menyingung soal perasaan emosi pelaku Alfin ketika mengetahui akan ada kegiatan keagamaan di dekat rumahnya yang dihadiri oleh Syekh Ali Jaber.
"Tersangka juga sudah ada niat, ada rasa kesal ketika saat mendengar adanya ceramah Syekh Ali Jaber," ujar Pandra.
Sampai saat ini, Pandra menuturkan, saksi yang telah diperiksa sudah sebanyak 15 orang.
Baca Juga: Penusuk Syekh Ali Jaber Sehat, Polisi Pastikan Bisa Dihukum, Terancam Lebih dari 5 Tahun Penjara
Mereka di antaranya adalah keluarga inti, paman pelaku, saksi korban, para saksi mata, perekam video, hingga ibu-ibu yang diajak berfoto oleh Syekh Ali Jaber.
"Sampai hari ini sudah 15 saksi yang dilakukan pemeriksaan," ujar Pandra.
"Mereka diperiksa guna melengkapi berkas perkara yang saat ini kami kejar untuk segera kami limpahkan kepada jaksa penuntut umum."
Pandra mengatakan, dalam kasus ini satuan Densus, Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, hingga Bareksrim Polri ikut turun tangan membantu pemeriksaan.
Baca Juga: Kejanggalan Gangguan Jiwa Penusuk Syekh Ali Jaber
"Kehadiran dari tim tersebut adalah untuk memperkuat di dalam konstruksi pasal, kemudian melakukan penyelidikan apakah masih ada kaitan dan lain sebagainya," ujarnya.
Diperiksa Psikiater
Sebelumnya, Alfin diketahui sudah menjalani pemeriksaan oleh psikiater. Saat diperiksa, Alfin sadar penuh.
"Sampai sejauh ini menurut psikiater, tersangka AA ini masih bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan," ujar Pandra.
"Artinya masih dalam keadaan sadar dia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu."
Alfin juga telah membeberkan alasan dirinya menusuk Syekh Ali Jaber.
Baca Juga: Dijerat Pasal Berlapis, Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Terancam Hukuman Mati
"Apa motivasinya dia melakukan tindak pidana itu sudah jelas disampaikan, bahwa yang dirasakan oleh dia adalah perasaan gelisah," kata Pandra.
"Apalagi pada saat itu kegiatan itu berlangsung tidak jauh dari rumah tersangka."
Dilansir dari Tribunnews.com, berdasarkan hasil pemeriksaan, Alfin ternyata kerap hidup berpindah-pindah.
Mulai dari ikut bersama pamannya, lalu sempat juga tinggal bersama kakeknya.
Bagi keluarganya, Alfin dicap sebagai beban karena kerap berbuat masalah.
"Dan selalu menjadi beban orang tuanya," kata Pandra.
Baca Juga: Soal Penusukan Syekh Ali Jaber, Kepala Divisi Humas Polri Bantah Isu Pembebasan Pelaku
Saat ini, Alfin merupakan pria lajang tanpa pekerjaan tetap. Pandra menuturkan, Alfin selalu dianggap sebagai masalah bagi keluarganya, di manapun dia berada.
"Di dalam kesehariannya juga sering bermasalah di dalam keluarganya," katanya.
"Artinya selalu menjadi beban keluarga di manapun dia berada."
Di sisi lain, Syekh Ali Jaber mengaku insiden penusukan tersebut menjadi pengalaman buruk pertama selama 12 tahun berdakwah di Indonesia.
Dirinya juga merasa tidak mempunyai musuh lantaran dalam berdakwahnya selalu menjaga kedamaian para umat.
Baca Juga: Selain Syekh Ali Jaber, Jokowi Minta Usut Penyerangan Terhadap Ulama yang Lain
"Alhamdulillah selama 12 tahun enggak pernah saya mengalami hal seperti ini, maupun di sosial media alhamdulillah hubungan saya baik sama seluruh masyarakat, tokoh-tokoh, bahkan tokoh beda agama," ujar Syekh Ali Jaber.
"Selama dakwah 12 tahun selalu berusaha menjaga perasaan umat, menjaga kebersamaan, memimpin umat selalu menjaga kedamaian."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.