JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemantauan kadar gula darah merupakan salah satu aspek terpenting, jika Anda menderita diabetes.
Tindakan ini menjadi kunci untuk mengetahui seberapa baik pengobatan diabetes yang telah Anda jalani dan memberi informasi tentang cara mengelola kadar gula darah selanjutnya.
Oleh karena itu, penderita diabetes perlu cek kadar gula darah setiap hari, bahkan setiap beberapa jam.
Cek kadar gula darah setiap hari sangat penting, terutama bagi penderita diabetes yang menggunakan insulin sintetis. Hasil pemantauan kadar gula darah setiap hari dapat membantu penderita diabetes membuat keputusan untuk menentukan makanan, aktivitas fisik, dan dosis insulin.
Baca Juga: 5 Rekomendasi IDI untuk Dukung Program Pemerintah Cek Kesehatan Gratis
Dokter biasanya akan memberi tahu seberapa sering penderita diabetes harus memeriksa kadar gula darah.
Melansir Mayo Clinic, frekuensi cek kadar gula darah biasanya tergantung pada jenis diabetes yang Anda derita dan rencana perawatan yang dianjurkan dokter.
Diabetes tipe 1
Penderita diabetes tipe 1 biasanya perlu cek kadar gula darah 4 hingga 10 kali dalam sehari. Jika Anda merupakan penderita diabetes tipe 1,
Anda mungkin perlu melakukan tes kadar gula darah pada:
Diabetes tipe 2
Jika Anda menderita diabetes tipe 2 dan menggunakan insulin untuk pengobatan, cek kadar gula darah dilakukan tergantung adari jenis dan jumlah insulin yang Anda gunakan.
Namun, sering kali dokter menyarankan tes kadar gula darah dilakukan sebelum makan dan sebelum tidur, jika Anda menggunakan lebih dari satu suntikan insulin sehari.
Anda mungkin perlu melakukan tes hanya sebelum sarapan dan terkadang sebelum makan malam atau sebelum tidur, jika Anda menggunakan insulin intermediate acting atau long acting.
Baca Juga: Sederet Penyakit Akibat Infeksi Bakteri Bacillus Cereus yang Ditemukan dalam Latiao
Untuk cek kadar gula darah setiap hari, Anda bisa mennggunakan continuous glucose monitor (CGM), terutama jika Anda menderita diabetes tipe 1.
CGM mengukur kadar gula darah setiap beberapa menit.
Alat ini menggunakan perangkat yang dipasang pada kulit beserta sensor yang dipasang di bawah kulit. Sensor sekali pakai ini bertahan selama 10 hari hingga dua minggu sebelum perlu diganti.
Sumber : Mayo Clinic
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.