Sementara saluran pernapasan bagian bawah meliputi kelanjutan saluran udara dari trakea dan bronkus ke bronkiolus dan alveoli.
ISPA tidak terbatas pada saluran pernapasan dan memiliki efek sistemik karena kemungkinan perluasan infeksi atau toksin mikroba, peradangan, dan penurunan fungsi paru.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, beberapa bakteri yang umumnya menjadi penyebab ISPA di antaranya adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Chlamydia spp, dan Mycoplasma pneumoniae.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, ISPA bisa disebabkan lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan rakhitis.
Bakteri agen penyebab infeksi saluran pernapasan akut termasuk streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, Haemophilus influenzae, Bordetella, dan Corynebacterium.
Sementara virus penyebab ISPA termasuk myxovirus, adenovirus, coronavirus, Picornavirus, Myxoplasma, Herpesvirus, dan lain-lain.
Virus dan bakteri tersebut biasanya masuk melalui hidung dan mulut. ISPA bisa menular dari satu orang ke orang lain, melalui sentuhan, bersin, atau batuk.
Mengutip dari laman Kemkes.go.id, berikut ini adalah gejala, perawatan, pencegahan, dan cara agar tidak menular ISPA ke orang lain:
Gejala ini sering muncul tiga hari setelah paparan dan bertahan antara 7-10 hari, namun pada beberapa orang bisa bertahan hingga tiga minggu.
Baca Juga: 5 Obat Alami Gejala ISPA Ringkan Akibat Polusi Udara
Apabila kondisinya tak lekas membaik dengan pengobatan rumahan tersebut, Kemenkes RI berpesan untuk segera periksa ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.