JAKARTA, KOMPAS.TV - Kekayaan Bahasa Indonesia bisa dilihat dari banyaknya jenis majas. Dari sekian banyak, satire dan sarkasme adalah dua majas yang sering dimaknai keliru.
Dalam percakapan di media sosial, banyak orang memaknai berbeda antara satire dan sarkasme.
Hal ini karena keduanya memang termasuk majas sindiran. Namun, ternyata satire dan sarkasme memiliki perbedaan yang cukup jelas.
Menurut KBBI, sarkasme adalah (penggunaan) kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemooh, ejekan kasar. Sementara itu mengutip dari buku Pengkajian Prosa Fiksi, sarkasme merupakan gaya bahasa penyindiran dengan menggunakan kata-kata kasar dan keras.
Baca Juga: Serba-serbi Notulen: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Susunan
Contoh kalimat yang mengandung sarkasme:
Sementara itu, satire merupakan sindiran yang lebih halus dan cenderung tidak melukai hati seseorang. Pengungkapan satire biasanya dibumbui dengan lelucon sehingga membuat yang mendengarnya tertawa.
Baca Juga: Apa Itu Cultural Appropriation yang Disebut Arie Kriting untuk Duta PON Papua Nagita Slavina?
Selain itu, satire juga kerap diungkapkan dengan bentuk ironi yakni menyatakan sesuatu dengan cara kebalikannya.
Contoh kalimat yang mengandung satire:
Nah, penggunaan satire dan sarkasme dalam percakapan, sudah pasti berdampak pada hubungan antar personal. Maka dibutuhkan sikap bijak dalam penggunaannya, terutama di media sosial.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.