SEOUL, KOMPAS.TV — Korea Utara kembali melakukan provokasi dengan menembakkan sejumlah rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur, Selasa (14/1/2025). Peluncuran ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi dilantik pada 20 Januari mendatang.
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan melaporkan peluncuran terjadi sekitar pukul 09.30 waktu setempat dari wilayah Ganggye, Provinsi Jagang, di bagian utara Korea Utara.
Menurut laporan dari Yonhap, rudal mampu menempuh jarak sekitar 250 kilometer sebelum akhirnya jatuh ke laut.
Baca Juga: Rusia Tembak Jatuh 8 Rudal Buatan AS, Bakal Balas dengan Rudal Baru yang Bisa Berhulu Ledak Nuklir
Hingga kini, pihak JCS belum merinci berapa jumlah rudal yang diluncurkan oleh rezim Kim Jong-un.
JCS pun mengutuk peluncuran rudal ini yang mereka sebut sebagai provokasi yang terang-terangan mengancam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Aksi tersebut menjadi provokasi kedua yang dilakukan Korea Utara pada awal tahun ini.
Sebelumnya, pada 6 Januari 2025, Pyongyang mengeklaim telah menguji coba rudal balistik hipersonik jarak menengah.
Tak hanya itu, provokasi serupa juga terjadi pada 5 November 2024, ketika Korea Utara meluncurkan rudal balistik beberapa jam sebelum pemilihan Presiden AS.
Korea Utara dalam pertemuan akhir tahun lalu menyatakan akan mengambil langkah "terkeras" terhadap AS.
Mereka menuding aliansi militer antara Korea Selatan, AS, dan Jepang telah berkembang menjadi "blok militer agresi".
Baca Juga: Detik-Detik Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik
Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, turut mengecam keras peluncuran rudal tersebut.
Ia menegaskan tindakan itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengancam stabilitas kawasan.
Lebih lanjut, JCS menyatakan pihaknya telah memperkuat pemantauan dan berbagi informasi dengan AS dan Jepang untuk mengantisipasi kemungkinan peluncuran rudal tambahan.
Mereka mengungkapkan adanya aktivitas transporter erector launchers (TEL), kendaraan peluncur rudal, di dekat lokasi peluncuran.
"Dalam persiapan menghadapi peluncuran tambahan, militer kami telah memperkuat pemantauan dan kewaspadaan, sembari berbagi informasi erat mengenai rudal Korea Utara dengan pihak AS dan Jepang serta mempertahankan sikap kesiapan penuh," kata JCS dikutip dari Yonhap.
Peluncuran rudal jarak pendek oleh Korea Utara umumnya dianggap sebagai ancaman langsung bagi Korea Selatan.
Langkah tersebut semakin meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea di tengah kekhawatiran akan kebijakan Pyongyang terhadap pemerintahan baru AS di bawah Donald Trump.
Baca Juga: Kim Jong-un Klaim Rudal Hipersonik Korea Utara Mampu Hadapi Rival di Pasifik
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.