Mereka menuding aliansi militer antara Korea Selatan, AS, dan Jepang telah berkembang menjadi "blok militer agresi".
Baca Juga: Detik-Detik Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik
Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, turut mengecam keras peluncuran rudal tersebut.
Ia menegaskan tindakan itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengancam stabilitas kawasan.
Lebih lanjut, JCS menyatakan pihaknya telah memperkuat pemantauan dan berbagi informasi dengan AS dan Jepang untuk mengantisipasi kemungkinan peluncuran rudal tambahan.
Mereka mengungkapkan adanya aktivitas transporter erector launchers (TEL), kendaraan peluncur rudal, di dekat lokasi peluncuran.
"Dalam persiapan menghadapi peluncuran tambahan, militer kami telah memperkuat pemantauan dan kewaspadaan, sembari berbagi informasi erat mengenai rudal Korea Utara dengan pihak AS dan Jepang serta mempertahankan sikap kesiapan penuh," kata JCS dikutip dari Yonhap.
Peluncuran rudal jarak pendek oleh Korea Utara umumnya dianggap sebagai ancaman langsung bagi Korea Selatan.
Langkah tersebut semakin meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea di tengah kekhawatiran akan kebijakan Pyongyang terhadap pemerintahan baru AS di bawah Donald Trump.
Baca Juga: Kim Jong-un Klaim Rudal Hipersonik Korea Utara Mampu Hadapi Rival di Pasifik
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.