SEOUL, KOMPAS.TV - Pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan dan menewaskan 179 orang ternyata sempat mengirim sinyal mayday bird strike atau sinyal darurat karena serangan burung.
Keterlibatan burung dalam insiden tersebut juga semakin dikuatkan dengan pesan seorang penumpang kepada rekannya sebelum kecelakaan.
Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216, yang merupakan Boeing 737-800, berangkat dari Thailand.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol Terancam Ditangkap usai Dimakzulkan, Ada Apa?
Namun, menara pengawas di Bandara Internasional Muan, sekitar pukul 08.54 pagi waktu setempat, Minggu (29/12/2024), telah memberikan sinyal mayday bird strike.
Peringatan itu hanya tiga menit sebelum pesawat gagal mendarat dan kemudian menabrak tembok bandara.
“Mayday, mayday, mayday. Bird strike, bird strike, memutar,” sinyal dari pilot pesawat pada pukul 08.54, seperti dikutip dari BBC International.
Pilot kemudian meminta izin untuk mendarat dari arah sebaliknya.
Pihak menara pengawas kemudian mengizinkan pendaratan alternatif pada pukul 09.01, dan pada 09.02, pesawat melakukan kontak dengan landasan.
Keterlibatan burung dalam insiden ini semakin dipertegas oleh pesan salah seorang penumpang kepada kerabatnya.
Ia mengatakan bahwa burung telah menabrak sayap pesawat, dan bahwa pesawat tak bisa mendarat.
Namun, pejabat setempat tak mengonfirmasikan bahwa pesawat memang menabrak burung.
Kepala Manajemen Jeju Air mengatakan nbahwa kecelakaan itu bukan disebabkan masalah perawatan pesawat.
Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Muan Lee Jeong-hyun mengungkapkan, serangan burung dan cuaca buruk mungkin berperan dalam kecelakaan.
Namun, penyebab utamanya saat ini masih dalam penyelidikan.
Baca Juga: Jeju Air Kembali Alami Malfungsi Roda Pendaratan usai Tragedi Tewasnya 179 Orang, Untung Selamat
Namun, ahli penerbangan dan editor Airline News Geoffrey Thomas mengaku skeptis bahwa hanya tabrakan burung saja yang menjadi penyebab kecelakaan.
“Tabrakan burung bukanlah hal yang aneh. Masalah pada kolong pesawat juga bukan hal aneh,” katanya.
“Serangan burung jauh lebih sering terjadi, tetapi biasanya tidak menyebabkan hilangnya pesawat,” lanjut Thomas.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.