BRASILIA, KOMPAS.TV - Eks Presiden Brasil Jair Bolsonaro didakwa merencanakan kudeta setelah kalah pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2022 oleh kepolisian.
Calon wakil presiden yang menjadi pasangan Bolsonaro dalam pilpres lalu, Walter Braga Netto, dan 35 orang lainnya juga dituntut oleh kepolisian federal atas upaya penghapusan aturan hukum demokratis, melakukan kudeta, dan organisasi kriminal dengan kekerasan.
Dakwaan ini diajukan setelah penyelidikan selama hampir dua tahun untuk mengetahui apakah Bolsonaro menggerakkan upaya kudeta yang gagal, setelah mengeklaim terjadi kecurangan dalam pilpres.
Baca Juga: PM Inggris Keir Starmer Dukung Penangkapan Netanyahu oleh ICC
Dalam posting di media sosial X, Bolsonaro mengatakan ia akan melakukan perlawanan hukum terhadap dakwaan tersebut.
Ia juga menuduh penyidik mengada-ada, dan melakukan segala sesuatu yang tidak diatur dalam hukum.
Dilansir BBC, Jumat (22/11/2024), pihak kepolisian mengatakan penyelidikan mereka menemukan keberadaan organisasi kriminal yang bertindak secara terkoordinasi pada 2022.
Menurut mereka, hal itu dilakukan untuk menjaga agar Bolsonaro bisa tetap berkuasa.
Pihak kepolisian telah melimpahkan laporan berisi tuntutan terhadap 37 orang tersebut ke pengadilan.
Jaksa Penuntut Umum Brasil sekarang akan memutuskan apakah akan melanjutkan dakwaan kepada Bolsonaro atau tidak.
Di antara mereka yang dituduh menjadi bagian dari konspirasi kriminal untuk melakukan kudeta adalah eks kepala intelijen Bolsonaro, Alexandre Ramagem, dan dua mantan menteri, Anderson Torres dan Augusto Heleno.
Dakwaan itu merupakan pukulan terbaru bagi para pendukung Bolsonaro yang berhaluan kanan.
Mereka berupaya untuk membatalkan larangan yang menghalanginya untuk bisa kembali mencalonkan diri sebagai Presiden Brasil pada 2026.
Pada awal pekan ini, kepolisian federal Brasil menangkap lima orang yang dicurigai berencana membunuh presiden terpilih Luiz Inacio Lula da Silva atau Lula, sebelum ia menjabat.
Pada beberapa bulan terakhir, kepolisian federal juga menuduh Bolsonaro merusak kartu vaksinasi Covid-19 miliknya saat menjabat.
Ia juga dituduh mengambil keuntungan dari skema ilegal untuk menjual perhiasan yang dihadiahkan oleh Arab Saudi.
Baca Juga: Kata Sakti Netanyahu Usai ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan: Itu Keputusan Anti-Semit
Bolsonaro dilarang mencalonkan diri selama delapan tahun setelah dituduh merusak demokrasi Brasil karena mengeklaim bahwa surat suara elektronik yang digunakan dalam pemilu, rentan diretas dan disalahgunakan.
Pemilu yang berlangsung sengit itu dimenangi Lula dengan kemenangan sangat tipis.
Bolsonaro sendiri tidak pernah secara terbuka mengakui kekalahannya dan meninggalkan Brasil menuju Amerika Serikat (AS), dua hari sebelum Lula dilantik sebagai Presiden Brasil.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.