KIEV, KOMPAS.TV - Ukraina untuk pertama kalinya menembakan rudal Storm Shadow buatan Inggris ke Rusia.
Serangan itu dilaporkan terjadi setelah Ukraina diberikan izin oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya untuk menembakkan rudal yang mereka pasok ke wilayah Rusia.
Sebelumnya AS membatasi penggunaan rudal yang dipasok Barat ke Ukraina, dengan hanya diperbolehkan dilakukan di dalam perbatasannya sendiri.
Baca Juga: Khawatir Serangan Rusia Usai Biden Izinkan Penggunaan Rudal Jarak Jauh, AS Tutup Kedutaan di Ukraina
Pemerintah Inggris menolak berkomentar terkait laporan tersebut dengan alasan operasional.
Namun, pejabat mengonfirmasikan Menteri Luar Negeri Inggris John Healey telah berbicara dengan rekannya dari Ukraina, Selasa (19/11/2024).
Kementerian tersebut kemungkinan akan berhati-hati dalam menanggapi laporan itu karena kekhawatiran atas reaksi Rusia.
Healey sendiri sebelumnya sempat berbicara di Majelis Umum tentang apa yang akan dilakukan Ukraina.
“Tindakan Ukraina di medan perang sudah membuktikannya,” tuturnya dikutip dari BBC Internasional, Kamis (21/11/2024).
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov juga menolak mengonfirmasikan bahwa negaranya telah menggunakan rudal Storm Shadow ke dalam wilayah Rusia.
Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya akan menggunakan semua yang diperlukan untuk mempertahankan negaranya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller, juga tak mengomentari mengenai penggunaan rudal yang dipasok Inggris, atau apakah AS akan menyediakan bantuan navigasi untuk penggunaannya.
Saat ditanya apakah Ukraina berkonsultasi atau menginformasikan ke AS mengenai penggunakan rudal yang disediakan Inggris, Miller mengatakan ia tak akan mengatakan secara terbuka penggunaan senjata oleh negara lain.
Storm Shadow sendiri disebut sebagai senjata ideal untuk penetasi ke bungker yang keras dan gudang persenjataan, seperti yang digunakan Rusia untuk perang melawan Ukraina.
AS dan Inggris sebelumnya tak mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh mereka untuk menyerang langsung ke dalam Rusia.
Mereka menyebut upaya itu karena tak menginginkan eskalasi perang.
Baca Juga: Pentagon: Tidak Ada Indikasi Rusia Akan Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
Namun, pada akhir pekan lalu, Presiden AS Joe Biden memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menggunakan Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS), yang dipasok AS untuk menyerang Rusia.
Pada Minggu (17/11/2024), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa serangan ke dalam Rusia tak akan diumumkan, dan rudal akan berbicara dengan sendirinya.
ATACMS sendiri digunakan Ukraina untuk menyerang wilayah Bryansk yang berbatasan dengan Ukraina pada Selasa.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.