SEOUL, KOMPAS.TV - Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) melaporkan Korea Utara telah memperketat pengamanan untuk pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un. Pasalnya, Pyongyang khawatir adanya potensi operasi pembunuhan yang sedang dilangsungkan untuk Kim Jong-un.
Hal tersebut dilaporkan NIS dalam rapat tertutup bersama parlemen Korea Selatan di Seoul, Selasa (29/10/2024). Laporan NIS tersebut disampaikan oleh anggota parlemen yang mengikuti rapat, Lee Seong-kweun dan Prak Sun-won.
Baca Juga: Tak Hanya Prajurit, Korea Utara Disebut Turut Kirimkan Jenderal untuk Bantu Rusia Perangi Ukraina
Menurut laporan Yonhap, Korea Utara mengantisipasi operasi pembunuhan Kim Jong-un dengan menggunakan alat pengacau komunikasi dan pendeteksi drone.
Kim Jong-un sendiri diketahui semakin aktif di depan publik pada tahun ini dibanding sebelumnya. Sepanjang 2024, Kim tercatat telah 110 kali menghadiri acara publik, naik 60 persen dibanding sebelumnya.
Selain pengamanan untuk pemimpin tertinggi, NIS juga melaporkan bahwa Korea Utara telah berhenti mengunakan kalender juche. Kalender ini menggunakan tahun kelahiran pendiri Korea Utara, Kim Il-sung sebagai tahun pertama.
NIS pun membahas posisi anak perempuan Kim Hong-un, Ju-ae yang diyakini telah dinaikkan statusnya di partai. NIS menyimpulkan hal tersebut berdasarkan penampilan publik Ju-ae, termasuk saat ditemani adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong.
Dalam rapat bersama parlemen Korea Selatan, NIS juga membahas pengiriman pasukan Korea Utara untuk berperang bersama Rusia di Ukraina. Pyongyang diyakini telah mengirimkan 3.000 tentara ke Rusia sejauh ini.
NIS menyebut Korea Utara turut mengirimkan jenderal untuk membantu perang Rusia. Sebagian pasukan diperkirakan telah dikirim ke medan tempur untuk memerangi pasukan Ukraina.
"Mobilisasi pasukan antara Korea Utara dan Rusia masih berlangsung. Kami memeriksa kemungkinan penerjunan sejumlah personel (Korea Utara), termasuk perwira tinggi, ke medan pertempuran," demikian keterangan NIS.
Baca Juga: NATO Ungkap Putin Putus Asa, Pengiriman Tentara Korea Utara ke Rusia Diklaim Jadi Bukti
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.