Kompas TV internasional kompas dunia

Kemlu Palestina Sebut Genosida Sedang Terjadi, Israel Bunuh 640 Orang di Gaza Utara dalam 17 Hari

Kompas.tv - 22 Oktober 2024, 10:09 WIB
kemlu-palestina-sebut-genosida-sedang-terjadi-israel-bunuh-640-orang-di-gaza-utara-dalam-17-hari
Foto arsip. Warga Palestina membawa jenazah seorang korban serangan udara Israel ke rumah sakit Al Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 1 April 2024. (Sumber: Foto AP/Abdel Kareem Hana)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

GAZA, KOMPAS.TV - Israel dilaporkan membunuh 640 warga Palestina dalam 17 hari di Gaza utara. Dari jumlah tersebut, 33 orang tewas pada Senin (21/10/2024) pagi, menurut tim medis.

Kondisi di lapangan disebut semakin memprihatinkan, dengan warga sipil terperangkap di rumah-rumah mereka tanpa akses terhadap kebutuhan dasar.

Otoritas Palestina (PA) pun menuduh Israel melakukan genosida di Gaza. 

“Genosida ini berlangsung dalam bentuk yang paling jelas dan terlihat oleh dunia—ditandai oleh pengepungan, kelaparan, pengungsian paksa, penghancuran bangunan, serangan udara, serta pembunuhan massal,” ungkap Kementerian Luar Negeri PA dalam sebuah pernyataan, Minggu (20/10/2024), dikutip dari Al Jazeera.

Kemlu Palestina menambahkan, kegagalan komunitas internasional untuk menghentikan "perang pemusnahan" ini telah mendorong Israel untuk melanjutkan kampanye militernya yang mematikan.

Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Utara Tewaskan 87 Orang Kemarin, Krisis Kemanusiaan Palestina Makin Memburuk

Hal yang sama juga diungkapkan jurnalis Al Jazeera, Tarez Abu Azzoum, yang melaporkan dari Deir al-Balah, Gaza bagian tengah.

“Genosida sedang terjadi di lapangan,” ujar Abu Azzoum. 

Ia menjelaskan bahwa warga sipil tidak dapat meninggalkan rumah mereka karena adanya blokade total, pemadaman listrik, dan kelangkaan makanan, air, serta obat-obatan.

Meskipun serangan udara Israel meluas ke berbagai wilayah di Gaza, konsentrasi serangan terbesar terjadi di bagian utara, terutama di Kamp Pengungsi Jabalia. 

Selain itu, tentara Israel dilaporkan mengepung sekolah-sekolah PBB yang menjadi tempat pengungsian ribuan warga sipil di wilayah tersebut.

Beberapa perempuan Palestina yang berhasil melarikan diri dari Gaza utara mengungkapkan, pasukan Israel melakukan pemisahan dan penangkapan terhadap puluhan pria di pos pemeriksaan. 

Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dibakar Tentara Israel, Pasien Tewas karena Alat Oksigen Mati

Kondisi tersebut lantas memperparah penderitaan warga sipil yang telah terjebak di wilayah utara Gaza selama berhari-hari tanpa bantuan.

Menurut Abu Azzoum, petugas penyelamat menemukan lima jenazah warga Palestina yang tewas di Kota Rafah, Gaza Selatan. 

Di sisi lain, sedikitnya 18 orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya terluka akibat serangan artileri Israel di Jabalia. Dua warga Palestina lainnya juga tewas di wilayah as-Saftawi, di barat laut Kota Gaza.

Kritik PBB

Dalam pernyataannya, Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Israel mungkin sedang melakukan penghancuran terhadap populasi Palestina di Gaza Utara melalui kematian dan pengungsian paksa. 

Serangan Israel juga dilaporkan menghancurkan sedikitnya tiga sekolah UNRWA, badan PBB yang khusus menangani pengungsi Palestia, di Jabalia dan sejumlah blok permukiman.

"Israel mungkin menyebabkan kehancuran populasi di wilayah paling utara Gaza melalui kematian dan pengungsian," ujar PBB dalam pernyataannya. 

Lebih dari 42.600 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas sejak Oktober tahun lalu akibat serangan Israel. 

Baca Juga: Rencana Israel Serang Iran Bocor, AS Bakal Lakukan Investigasi

Namun, angka sebenarnya berkemungkinan jauh lebih tinggi karena banyak korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan para pekerja kemanusiaan dan otoritas kesehatan di Gaza menyatakan sebagian besar bantuan tidak berhasil mencapai wilayah Gaza utara akibat serangan yang terus berlangsung. 

Al Jazeera melaporkan, pasukan Israel juga melakukan invasi ke rumah-rumah warga, memaksa mereka mengungsi.

“Warga Gaza terus berteriak meminta pertolongan, tetapi mereka merasa tidak didengar,” ujar jurnalis Al Jazeera, Hind Khoudary, yang melaporkan dari Deir el-Balah. 

Dia mengatakan warga merekam pengalaman mereka dan membagikannya secara daring. Namun, tanpa akses terhadap makanan, bantuan, atau dukungan, warga Gaza terus menderita di bawah serangan udara Israel yang tiada henti. 

Baca Juga: Amnesty International: Eropa dan AS Terus Pasok Senjata meski Israel Dituduh Genosida di Gaza


 




Sumber : Al Jazeera




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x