Selain menyebabkan korban jiwa dan menghancurkan sejumlah infrastruktur, Topan Yagi berdampak pada sektor industri di Vietnam.
Puluhan bisnis di Provinsi Haiphong tidak bisa berproduksi setelah Topan Yagi menghancurkan atap-atap gedung sehingga menyebabkan air masuk ke dalam. Sejumlah peralatan pun rusak dan bahkan listrik masih mati.
Pihak berwenang masih menghitung kerusakan pada pabrik-pabrik, tetapi perkiraan awal menunjukkan hampir 100 perusahaan mengalami kerusakan, yang mengakibatkan kerugian jutaan dolar.
Perdana Menteri Pham Minh Chinh mengunjungi Kota Haiphong pada Minggu (8/9/2024) lalu dan menyetujui paket bantuan senilai 4,62 juta dolar AS (Rp71 miliar) untuk membantu pemulihan kota pelabuhan tersebut.
Topan Yagi merupakan badai terkuat yang melanda Vietnam dalam beberapa dekade terakhir yang menghantam sejak Sabtu lalu dengan kecepatan angin hingga 149 km/jam.
Meski sudah menurun pada Minggu, pihak meteorologi Vietnam mengingatkan bahwa hujan lebat yang masih terus-menerus turun, bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Sebelum melanda Vietnam, Topan Yagi menyebabkan sedikitnya 20 orang tewas di Filipina pada minggu lalu dan empat orang meninggal dunia di China bagian selatan.
Para ahli menjelaskan, Topan Yagi yang semakin kuat dan merusak, disebabkan perubahan iklim.
"Topan Yagi semakin kuat karena perubahan iklim, terutama karena air laut yang lebih hangat menyediakan lebih banyak energi untuk memicu badai, yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin dan curah hujan yang lebih tinggi," kata Benjamin Horton, direktur Earth Observatory of Singapore.
Baca Juga: Terbaru! 9 Orang Tewas Akibat Topan Yagi di Vietnam, Lebih dari 526 Ribu Warga Hainan Terdampak
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.