VIENTIANE, KOMPAS TV - Menteri luar negeri negara-negara ASEAN berkumpul pada Sabtu (27/7/2024) di ibu kota Laos dalam pertemuan regional selama tiga hari.
Mereka membahas ketegangan klaim teritorial di Laut China Selatan, peningkatan konflik di Myanmar, dan persaingan regional.
Pertemuan di Vientiane melibatkan mitra-mitra ASEAN, termasuk Amerika Serikat (AS), China, Rusia, Jepang, India, dan Australia. Mereka bertujuan memperkuat hubungan dan membahas isu-isu keamanan serta urusan regional lainnya.
Saat bertemu Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken, Menlu RI Retno Marsudi menekankan kemitraan ASEAN dengan Washington harus berkontribusi pada perdamaian global.
Retno juga menegaskan pentingnya menghormati hukum internasional "secara konsisten," baik terkait Ukraina, Laut China Selatan, maupun Gaza.
Dilansir Associated Press, Blinken berharap dapat bekerja sama dengan negara-negara ASEAN dalam menangani isu-isu tersebut, serta kekerasan di Myanmar dan provokasi oleh Korea Utara.
Baca Juga: Rusia-China Dorong Tatanan Dunia Multipolar, Indonesia Tekankan Peran Sentral ASEAN
Blinken juga direncanakan bertemu dengan Menlu China Wang Yi di sela-sela pertemuan. Kedua negara tersebut sedang berusaha memperluas pengaruh mereka di kawasan Asia Tenggara.
Peserta dalam pertemuan tersebut mencakup sekutu dan mitra penting AS, serta dua rival terbesar Washington, yaitu Moskow dan Beijing.
Menlu Rusia Sergey Lavrov juga hadir di Vientiane dan telah berbicara langsung dengan Wang Yi pada Kamis (25/7/2024).
Dalam pertemuan pembukaan, Indonesia menekankan pentingnya ASEAN untuk tidak terjebak dalam persaingan antara China dan AS, dan tidak menjadi antek-antek kekuatan besar.
Anggota ASEAN seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei semuanya memiliki konflik dengan China terkait klaim kedaulatannya atas hampir seluruh Laut China Selatan.
Banyak yang khawatir konfrontasi langsung di perairan tersebut dapat menyebabkan konflik yang lebih luas. Indonesia juga mengkhawatirkan pelanggaran China di zona ekonomi eksklusifnya.
Baca Juga: Indonesia: ASEAN Tidak Boleh Jadi Proksi atau Kaki Tangan Kekuatan Manapun
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.