Kompas TV internasional kompas dunia

Harimau Malaya di Ambang Kepunahan, Gelombang Kematian Picu Kepanikan

Kompas.tv - 15 Juli 2024, 09:30 WIB
harimau-malaya-di-ambang-kepunahan-gelombang-kematian-picu-kepanikan
Serangkaian kematian mengejutkan baru-baru ini meningkatkan kekhawatiran terhadap harimau Malaya, beberapa pihak bahkan menyebut ancaman terhadap hewan lambang Malaysia ini sebagai darurat nasional. (Sumber: Malaysian Wildlife)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

KUALA LUMPUR, KOMPAS TV - Serangkaian kematian mengejutkan baru-baru ini meningkatkan kekhawatiran terhadap Harimau Malaya, menurut otoritas satwa liar dan para konservasionis.

Dalam laporan Straits Times yang mengutip CNN pada Minggu (14/7/2024) menuliskan, beberapa pihak bahkan menyebut ancaman terhadap Harimau Malaya yang merupakan hewan lambang Negara Malaysia ini sebagai darurat nasional.

Harimau Malaya, yang asli dari hutan-hutan Semenanjung Malaysia, kini terancam punah dengan kurang dari 150 ekor yang diyakini masih hidup di alam liar. Hal ini disebabkan oleh hilangnya habitat, perburuan liar, dan berkurangnya jumlah mangsa.

Harimau ini juga terdapat pada lambang Negara Malaysia dan dianggap sebagai simbol warisan nasional. Jumlahnya telah menurun drastis sejak tahun 1950-an, ketika sekitar 3.000 ekor masih berkeliaran di negara Asia Tenggara tersebut, kata pejabat.

Situasi semakin memburuk ketika foto dan video seekor harimau Malaya mati menjadi viral di media sosial pada akhir Juni lalu. Bangkai harimau tersebut ditemukan mengapung di sebuah sungai di negara bagian utara Kelantan oleh para penjaga hutan.

Tidak ada tanda-tanda cedera akibat jerat atau tembakan, dan pejabat kehutanan negara bagian sedang melakukan pemeriksaan post-mortem.

Gambar-gambar tersebut memicu reaksi kuat dari banyak orang di Malaysia, yang menyadari pentingnya menyelamatkan simbol nasional mereka dari kepunahan.

“Nasib harimau Malaya adalah krisis nasional yang memerlukan perhatian penuh dan komitmen dari seluruh rakyat Malaysia,” kata Dr. Henry Chan, direktur konservasi di World Wildlife Fund (WWF) Malaysia.

Baca Juga: Populasi Badak, Gajah dan Satwa Terancam Punah di Uganda Meningkat, Bagaimana di Indonesia?

Harimau Malaya tertangkap kamera jebak di Malaysia. Serangkaian kematian mengejutkan baru-baru ini meningkatkan kekhawatiran terhadap harimau Malaya, beberapa pihak bahkan menyebut ancaman terhadap hewan lambang Malaysia ini sebagai darurat nasional. (Sumber: CNN)

Menurutnya, diperlukan upaya konservasi yang lebih kuat, seperti meningkatkan patroli di habitat harimau yang kritis dan memanfaatkan teknologi canggih seperti kamera jebak dan drone untuk pemantauan dan pengawasan. 

"Makhluk-makhluk megah ini terus berada di ambang kepunahan," kata Dr. Chan.

"Setiap kehilangan satu harimau membuat seluruh spesies semakin dekat dengan kepunahan, menjadikan kehidupan setiap harimau sangat kritis bagi kelangsungan spesies tersebut."

“Harimau Malaya berada di ambang kepunahan dengan kurang dari 150 yang tersisa di alam liar,” sambung Dr. Mark Rayan Darmaraj, direktur negara bagian Wildlife Conservation Society Malaysia.

Ia mencatat tersangka pemburu liar ditangkap di negara bagian Pahang yang menyimpan tengkorak dan tulang harimau.

“Mereka menderita karena hilangnya habitat, berkurangnya mangsa, dan pembunuhan balasan akibat konflik antara manusia dan harimau,” ujarnya.

“Selain itu, pembangunan jalan melalui habitat mereka meningkatkan risiko tabrakan fatal dengan kendaraan seperti yang terlihat dalam beberapa insiden terbaru.”

Pada 6 Juli, pihak berwenang di negara bagian Perak menemukan seekor harimau mati di selokan setelah tertabrak mobil. Harimau jantan dewasa tersebut diperkirakan berusia sekitar empat tahun.

Sebulan sebelumnya, tubuh harimau dewasa lainnya ditemukan di dekat jalan tol di negara bagian Pahang. Harimau tersebut, yang diyakini berusia lima tahun, diduga ditabrak kendaraan saat mencoba menyeberang jalan dari hutan cagar alam terdekat.

Baca Juga: Badak Sumatera Kembali Lahir di Taman Nasional Way Kambas, Rekor Dua Bayi Badak dalam Setahun

Ini adalah harimau Malaya keempat yang tewas dalam kecelakaan kendaraan antara November 2023 dan Mei 2024, menurut pihak berwenang.

Harimau Malaya diakui sebagai subspesies pada tahun 2004. Seperti semua harimau, mereka adalah perenang yang hebat dan predator puncak yang kuat.

Lebih kecil dari harimau Sumatera di Indonesia dan harimau Bengal di Asia Selatan, harimau Malaya dapat tumbuh hingga sekitar 2,5 meter dan berat hingga 130 kilogram, kata para ahli. Mereka membutuhkan hamparan hutan yang luas untuk berkeliaran.

Bulu mereka yang sedikit lebih gelap dan kemerahan juga membedakan mereka dari spesies harimau lainnya.

Baca Juga: Pembunuh Bayaran Kartel Sinaloa Diekstradisi ke AS, Hobi Beri Makan Harimau dengan Jasad Korban

Dalam Rencana Aksi Konservasi Harimau Nasional selama delapan tahun yang dirilis bersama kelompok-kelompok nirlaba pada tahun 2020, pejabat Malaysia menguraikan prioritas seperti alat konservasi dan "Rencana Fisik Nasional" untuk membantu upaya konservasi.

“Dengan melaksanakan serangkaian tindakan bersama, didukung oleh komitmen politik dan dukungan publik, kita sebagai bangsa dan sebagai bagian dari komunitas konservasi global dapat memastikan bahwa salah satu hewan paling megah dan karismatik yang berbagi planet ini dengan kita tidak akan punah,” kata laporan tersebut.

CNN telah menghubungi agen satwa liar resmi untuk komentar lebih lanjut tentang upaya konservasi harimau terbaru.


 




Sumber : Straits Times / CNN




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x